UTUSANINDO.COM, PADANG – Wakil Ketua umum Kadin Provinsi Sumatera Barat Sam Salam mengatakan, Sumatera Barat sangat jauh ketinggalan dari provinsi lain. Pelaku Usaha di Sumatera Barat banyak yang mengeluh.
“Beberapa tahun belakangan ini “transaksi” bisnis kami tidak seperti yang diharapkan, seolah-olah “kue” yang harus dibagikan kedunia usaha “menghilang” entah kemana, kata kawan-kawan peserta Rapimprov Kadin Provinsi Sumatera Barat baru-baru ini,” ujar Sam Salam melalui keterangan tertulis kepada utusan indo com, Senin, 30 November 2020.
Menurut Sam Salam, ada indikasi bahwa “kue” dibagikan melalui pasukan “bisik-bisik” sehingga tak terdengar oleh sebahagian pelaku usaha.
Salah satu ketua asosiasi yang hadir saat itu “nyeletuk”, sebaiknya Kadin membuat kesepakatan dengan salah satu paslon yang mampu secara nyata berpihak kepada pelaku usaha, walau ini tidak wajar namun inilah keluhan para pelaku usaha Sumbar.
“Anggota Kadin memang tidak bisa mengambil sikap untuk memilih hanya satu paslon secara “terbuka”, karena pelaku usaha milik “multi-partai,” ujar Sam Salam.
Lanjut Sam Salam, walaupun ada pasukan bisik-bisik di dalam anggota Kadin, indikasinya jelas mengharapkan pemimpin Sumbar yang mampu memperbaiki ekonomi pelaku usaha yang berada di daerah ini.
“Indikasi bisik-bisik mereka menuju kepada satu paslon yang dianggap akan mampu membagi kue ke pelaku usaha secara transparan, sesungguhnya dapat diketahui oleh semua pelaku usaha Sumatera Barat.Siapakah ?,” tanyanya
Dikatakan Sam, pluit Kadin Sumbar sudah mulai dibunyikan hanya untuk pelaku usaha yang dinaunginya. Walaupun pluitnya tidak begitu keras namun namun arahnya jelas ke salah satu paslon.
” Siapakah, yang jelas, paslon yang dianggap akan mampu bekerjasama dengan Kadin sebagai induk organisasi _asosiasi dan himpunan, koperasi, BUMN, BUMD dan sampai ke kelompok pedagang sayur adalah anggota Kadin, begitulah kata UU Nomor 1 tahun 1987 tentang Kadin,” ujar Sam Salam mengakhiri. (Rel/***)
Discussion about this post