UtusanIndo.com,(Jakarta) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengungkap ada dua penyebab banjir melanda DKI Jakarta.
Penyebabnya adalah curah hujan yang tinggi dan debit air laut yang di luar batas normal.
Doni mengatakan, curah hujan yang terjadi selama dua hari terakhir di Jakarta Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi, mencapai lebih dari 300 milimeter.
Padahal jika merujuk kepada angka normal yang dicatat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), besaran curah hujan hanya sekitar 50 hingga 100 milimeter.
Sementara, untuk batas debit air laut normal ialah 160 centimeter dari permukaan laut. Tapi nyatanya, debit air laut sudah mencapai ketinggian 184 centimeter dari permukaan laut.
Hal ini lah yang membuat BNPB mengantisipasi perkembangan curah hujan sejak pekan lalu.
“Pada Jumat lalu kita sudah koordinasi dengan BPBD DKI Jakarta, dan sebenarnya sudah ada langkah-langkah kesiapsiagaan, tetapi karena mulai tadi malam sampai dengan dinihari, curah hujan yang sangat lebat, mencapai lebih dari 300 milimeter,” ucap Doni dalam Jumpa Pers di Pintu Tenggara Silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Rabu (1/1).
Untuk wilayah DKI Jakarta, Doni menyebutkan sejumlah daerah yang mengalami curah hujan tinggi terdampak banjir.
Daerah-daerah tersebut di antaranya Halim Perdanakusuma, yang memiliki curah hujan hingga 377 milimeter. Selain itu, daerah sekitar Taman Mini Indonesia Indah (TMII) curah hujannya juga cukup tinggi, yakni 350 milimeter. Sementara daerah terakhir ialah Jati Asih, dengan curah hujan mencapai 270 milimeter.
“Jadi, ini merupakan suatu rekor untuk curah hujan tinggi dalam beberapa jam terakhir,” ungkapnya.
Adapun debit permukaan air laut yang terbilang tidak normal, juga menjadi sebab banjir di Jakarta belum surut di beberapa lokasi.
“Sehingga, sebagian air yang ada di darat tidak bisa mengalir dengan lancar ke laut,” katanya.(rmol)
Discussion about this post