UTUSANINDO.COM,(SOLOKSELATAN)- Wakil Gubernur Sumbar Drs. H. Nasrul Abit Dt. Malintang Panai melakukan Pencanangan Gerakkan Tanam Perdana Serempak Kedele Tahun 2017, dalam rangka pelaksanaan program luas tambah tanam (LTT), Padi, Jagung Kedele (Pajale) di Provinsi Sumbar, yang dipusatkan di jorong Sungai Sanda Nagari Lubuak Gadang Timur, Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan, Jum’at (6/10/2017).
Hadir dalam kesempatan itu, Anggota DPR RI, Dr. Hermanto, Wakil Bupati Abdul Rahman, utusan Kementrian Pertanian, Danrem 032 Wirabraja, Kadis Pertanian, penyuluh pertanian, ketua Gapoktan se Solsel, kelompok tani Kuti Anyia Saiyo.
Wagub Nasrul Abit dalam kesempatan itu menyampaikan, kita mengetahui tanaman kedele bagi masyarakat petani sumbar l kurang menarik, selain kondisi lahan, dimana kedele memerlukan air yang cukup selama pertumbuhan, kelebihan dan kekeringan tanaman kedele tidak dapat tumbuh dengan baik. Karena itu rata rata produksi hasil kedelai Sumbar masih rendah, berkisar 1,15 – 1,32 ton/ha, dengan luas tananam berflutuasi sangat signifikan sekitar 296 ha dengan produksi 1,19 ton/ha yang dibandingkan luar negeri 2,3 -3 ton/ha.
Tahun ini karena percepatan swasembada tanaman kedele, Indonesia menargetkan tananam kedele Sumatera Barat 15.000 ha, yang dicanangkan hari ini. Oleh karena itu kepada Dinas dan pihak terkait agar menyiapkan sarana dan prasarana pemasaran yang jelas, sehingga hasil produktif kedele masyarakat Sumbar dapat menjadi tambahan penghasilan yang menguntungkan, selain padi dan jagung, jangan nanti setelah panen besar kedele terjadi masalah bagi petani kedele kan kasihan kita, capek-capek kerja tidak membawa keuntungan, seru Nasrul Abit.
Wagub Nasrul Abit juga menyampaikan, kondisi saat kebutuhan kedele bagi masyarakat sangat tinggi dari produksi, 241,05 ton perbulan atau 2.892,6 ton pertahun. Dan untuk menutup kebutuhan kedele sumbar didatangkan dari Jambi, Riau dan Medan, hal semata mata untuk kebutuhan industri pengolahan kedele sumbar yang ada 18 perusahaan tahu dan tempe.
Produksi kedele sumbar tidak stabil dari tahun ketahun, cendrung menurun sejak tahun 1996 -2006. Sebagai contoh tahun 1996 produksi kedele Sumbar 13.408 ton dan pada tahun 2006 hanya 1.438 ton.
Produksi kedele pernah tertinggi tahun 2000 sebesar 12.686 ton hal ini karena pada tahun sebelumnya pemerintah mencanangkan program aksi “Gema Palagung”, yang bertujuan menanggulangi krisis pangan akibat kekeringan, serangan hama dan penyakit, serta menurunya produktifitas tanaman.
Berdasarkan instruksi dari kementrian pertanian sebagai mewujudkan swasembada kedele dengan kerjasama TNI-AD, sekaligus melepaskan diri dari ketergantungan import dan luar negeri, melalui program Perluasan Tanam (LTT) provinsi Sumatera Barat tahun 2017 seluas tanam 15.000/ha yang tersebar di 10 kabupaten di Sumatera Barat, yang diperkirakan dapat menghasilkan 18.000 ton kedelai.
Kesepuluh daerah itu, kabupaten Pasaman, Padang Pariaman, Pasaman Barat, Limapuluh Kota, Agam, Tanah Datar, Sijunjung, Dharmasraya, Solok Selatan dan Pesisir Selatan, sebut Wagub Nasrul Abit.
Discussion about this post