UTUSANINDO.COM,(TANAHDATAR) – Kalau ditanyakan siapa itu Ir Muhammad Yasri, tidak banyak yang kenal. Tapi kalau disebut Mak Kora, orang akan langsung ingat.
Dia adalah salah seorang sarjana Nagari Batubasa yang berkecimpung di dalam bidang pertanian.
Mungkin kalau dibelah badannya, darah yang akan muncrat bukan merah tapi hijau, warna pertanian.
Sebab sejak jadi sarjana pertanian Universitas Andalas tahun 1991 dia sudah bekerja dibidang pertanian, yaitu sejumlah perusahaan perkebunan di Sumbar, Riau, Jambi, Palembang dan Kalimantan.
Walau bekerja di rantau, Mak Kora tidak melupakan kampung. Sesekali dia pulang kampung dan mempelopori pembaruan di bidang pertanian.
Antara lain melakukan diversifikasi pertanian dengan menanam semangko (1992), mempelopori penanaman coklat di lahan terbengkalai (2002), lalu mempelopori menanam sayuran di polibet.
Pulang dan menetap Batubasa sejak dua tahun 2015, Mak Kora makin perhatian mendampingi masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup petani.
Misalnya dia mempelopori pembangunan lingkar parak di luak paga memudahkan transportasi, juga membina langsung sentra industri masyarakat dengan menjadi Ketua UKM (Usaha Kecil dan Menengah) Batubasa, juga menjadi Ketua Pemberantasan Hama Cigak Batu Basa (Perciba).
Keinginan menjadi Wali Nagari Batubasa adalah panggilan jiwa Mak Kora untuk bisa lebih maksimal meningkatkan dan memberdayakan kaum petani.
Selama ini secara personal dia sudah basitungkin memberdayakan kaum petani, namun dengan menjadi wali nagari program akan bisa dikembangkan lebih baik lagi.
Mak Kora dilahirkan di Batubasa 28 September 1961, dari ayah R Dt Majo Basa dan ibu Nurjani.
Dia adalah keponakan S Dt Majo Dirajo atau Dt Mandi mantan Wali Nagari Batu Basa tahun 1970-1975.
Mak Kora termasuk sedikit dari warga Batubasa yang beruntung melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Dia adalah alumni SD Batubasa (1975), SMPN Simabur (1979), STM Pertanian Bukik Gombak (1983) dan Fakultas Pertanian Unand (1991).
Dengan bekal pernah menjadi manajer di berbagai perusahaan dan menjadi organisator di kampus dan diperantauan, Mak Kora yakin punya modal menjadi seorang pemimpin.
Mak Kora pernah menjadi Ketua Badko HMI Sumbar-Riau, Sekretaris Perwatar (Persatuan Warga Tanah Datar) Dharmasraya dan Ketua Perwatar Solok Selatan. Dan kini juga aktif jadi Koordinator Bidang Ekonomi Forpabes (Forum Pembangunan Batu Basa Bersatu).
Jemput Bola
Dalam proses Pemilihan Wali Nagari Batubasa, hasil pengudian nomor urut, Ir. Muhammad Yasri memperoleh nomor lima. Ini menurut Kora angka keberuntungan. Karena angka lima angka relijius sekaligus angka kenegaraan. Dan itu pedoman hidup di dunia dan akhirat. Yaitu Rukun Islam dan Pancasila.
Selain yang tertuang dalam Visi dan Misi, Mak Kora mempunyai program kerja unggulan dalam memmpin yaitu memberikan pelayan prima kepada masyarakat. Salah satu jemput bola. Berkantor di tigo jorong. Sehari di Sialahan, sehari di Koto Baru dan sisanya di kantor Wali Batubasa.
“Manfaatnya masyarakat Koto Baru dan Sialahan tak perlu repot menguurus keperluannya ke Batubasa. Nantinya kita akan bawa perangkat desa untuk urusan admistrasi ke jorong,” ujar Kora.
Kemudian akan melibatkan setiap komponen masyarakat dalam membangun nagari. Dan akan melakukan transparansi dalam menjalankan roda pemerintahan.
Dan, yang paling dijaga kata Mak Kora, dia tidak akan melakukan korupsi dalam mempimpin. “Insya Allah saya tidak akan korupsi,” ujar Mak Kora.
Nah, jika masyarakat ingin ada perubahan dalam pemerintahan dan menginginkan adanya perubahan dalam kehidupan, maka Nomor Lima adalah pilihan yang tepat.
Motto Mak Kora adalah “Bumi Sanang, Padi Manjadi”
Sementara pantunnya adalah:
Muaro Paneh Jo Panyakahan
Luruih Lah Jalan ka Silayo
13 Bulan Sambila
Nomor Limo Pilihan Kito
Batubasa Basawah Kandi
Koto Baru Ba Sialahan
Mak Kora Jadi Pak Wali
Sagalo Urusan Dilancarkan
Discussion about this post