UTUSANINDO.COM,(JAKARTA) – Ketua Komisi X DPR Teuku Riefky Harsya mengaku sangat prihatin atas kejadian tindak pidana pembunuhan di SMA Taruna Nusantara Mertoyudan, Krisna Wahyu Nurachmad.
Dia mengaku aneh adanya peristiwa itu. Pasalnya pembunuhan tersebut yang terjadi di lingkungan sekolah (barak G 17), yang artinya kejadian tersebut di area pengawasan yang ketat oleh pihak pengelola sekolah. “Itu Menjadi pertanyaan besar bagi dunia pendidikan,” ujar Riefky saat dikonfirmasi, Sabtu (1/4).
Dia juga mempertanyakan, pakah ada yang salah dalam mendidik anak-anak sekolah menengah atas tersebut. Apakah ada yang keliru dengan kurikulum dalam sistem pendidikan nasional yang ditetapkan pemerintah. “Dengan adanya peristiwa di SMA TN Magelang tersebut, tujuan pendidikan masih jauh dari harapan,” katanya.
Kejadian tindak pidana pembunuhan di SMA Taruna Nusantara yang baru saja terjadi mencerminkan keadaan dunia pendidikan di Indonesia menjadi darurat pendidikan. Karena tutur politikus Partai Demokrat itu, calon pemimpin masa depan yang dididik di lingkungan yang sangat disiplin untuk menjadikan siswa berkarakter yang tangguh penuh disiplin ternyata sangat bertolak belakang.
Oleh sebab itu, Komisi X DPR mendesak kepada pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy untuk segera memperbaharui mata pelajaran budi pekerti, mulai dari materinya, model penyampaiannya, ataupun jumlah jamnya.
“Pengawasan perlu dilakukan secara ketat untuk seluruh siswa yang dilakukan secara periodik dan berkala,” ungkapnya.
Komisi X DPR juga menyerukan kepada aparat penegak hukum mengusut peristiwa tindak pidana pembunuhan di SMA Taruna Nusantara secara tuntas. Harapannya adalah tidak ada lagi peristiwa yang sejenis terjadi lagi di masa-masa mendatang. “Sungguh menyisakan hati yang pilu bagi semua pihak atas peristiwa yang terjadi,” katanya.
Selain itu, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan pada masa-masa mendatang, dirinya meminta kepada pihak sekolah agar sering melakukan komunikasi dengan para siswa maupun orang tua, untuk lebih memahami situasi dan kondisi siswa dan keadaan yang ada. “Dengan demikian apabila ada permasalahan dapat segera didiskusikan untuk mendapatkan solusi yang terbaik,” pungkasnya.
Sebelumnya, seorang siswa Sekolah Menengah Atas Taruna Nusantara di Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Krisna Wahyu Nurachmad, ditemukan meninggal di kamar graha siswa (barak) sekolah tersebut pada Jumat pagi, 31 Maret 2017. Dia diduga menjadi korban pembunuhan.
Di tempat kejadian, petugas kepolisian juga menemukan sebilah pisau di kamar mandi yang diduga digunakan untuk membunuh korban. Selain itu, ditemukan baju dan celana yang diduga milik pelaku pembunuhan yang dibuang di tempat sampah. Pada baju dan celana itu, terdapat percikan darah korban.(cr2/JPG)
Discussion about this post