UTUSANINDO.COM,(TURKI)- Presiden Turki Recep Erdogan memuji penahanan jurnalis Jerman di Turki, dan semakin tajam menuduh Jerman melancarkan “langkah NAZI”, dalam pidato hari Minggu kemarin. Jerman nyatakan Erdogan “sudah kelewatan.”
“Kalau kita menyebut mereka NAZI, mereka jadi tidak tenang. Mereka (Eropa -red) bersolidaritas, terutama Merkel.” Demikian Erdogan berceloteh. “Tapi ‘kamu’ sekarang melancarkan langkah NAZI.” Itu ditujukannya langsung terhadap Kanselir Angela Merkel.
Sebelumnya Erdogan sudah menuduh Belanda dan Jerman bertingkah seperti NAZI, setelah kedua negara Eropa itu melarang beberapa menteri Turki mengadakan kampanye politik di wilayahnya, untuk referendum April mendatang. Dalam pidato hari Minggu kemarin, Erdogan menuduh Merkel menggunakan metode NAZI terhadap “saudara-saudara Turkinya di Jerman dan saudara-saudaranya yang jadi menteri.”
Berlin berikan reaksi tajam
Pemerintah Jerman mengecam ujaran Erdogan dan menyebutnya “sudah kelewatan”. Menteri Luar Negeri Sigmar Gabriel menyatakan peringatan terhadap Ankara untuk menghentikan retorika seperti itu. “Kami toleran, tapi kami tidak bodoh,” demikian Gabriel, oleh sebab itu ia sudah menegaskan kepada Menteri Luar Negeri Turki bahwa Erdogan sudah kelewatan.
Erdogan juga mengatakan, reporter Jerman Deniz Yucel yang ditangkap di Turki sebagai “agen teror.” Yucel awalnya ditahan setelah menulis laporan soal sejumlah e-mail yang diduga dikirim dari akun privat Berat Albayrak, Menteri Energi Turki yang juga menantu Erdogan. “Puji Tuhan, dia sudah ditangkap,” demikian kata Erdogan dalam pidatonya. Pemerintah Jerman menuntut pembebasan Yucel dan menampik tuduhan bahwa ia bekerja di Turki sebagai mata-mata Jerman.
Mengecam demonstrasi Kurdi di Jerman
Ankara juga memberikan reaksi kalap terhadap demonstrasi Kurdi yang diadakan di Frankfurt hari Jumat (18/03). Para demonstran mengacungkan bendera Kurdi dan simbol Partai Pekerja Turki (PKK). Mereka juga menyerukan orang Turki lain untuk tidak mendukung pemerintah dalam referendum.
Pemerintah Turki menyebut Berlin munafik, karena memberikan ijin bagi demonstrasi itu, dan sebaliknya melarang kampanye untuk menggalang dukungan bagi pemerintah. Pemerintah Turki juga memanggil Duta Besar Jerman bagi Turki untuk menjelaskan hal tersebut.
Dalam edisi Minggu kemarin, koran Turki Gunes menunjukkan foto reporter Deutsche Welle yang meliput demonstrasi di Frankfurt dan menyebut dalam keterangan gambar: propaganda teror dalam siaran langsung TV. Direktur Jenderal DW, Peter Limbourg menyebut tuduhan absurd dan bisa jadi indikasi jelas tentang media pemerintah Turki.
ml/hp (Reuters, AFP, dpa)
Discussion about this post