UTUSANINDO.COM,(LIMAPULUH KOTA)- Kabupaten Limapuluh Kota, dilanda kekeringan sejak minggu pertama Januari lampau. Dampaknya, sekitar seribuan hektare lahan sawah yang ada di Luak nan Bungsu ini dilanda kekeringan akibat hujan jarang turun, sehingga musim tanam tertunda. Bagi sawah petani yang terlanjur ditanami dengan padi sudah mulai mengalami kerusakan ringan.
Berdasarkan laporan yang masuk akhir Januar 2017 ke Dinas Tanaman Pangan, Holticultura dan Perkebunan Limapuluh Kota, dari 335 hektare sawah yang ditanami dengan padi pada beberapa nagari di Kecamatan Guguk, seluas 29 hektare diantaranya mulai mengalami kerusakan ringan pada usia 15 hingga 60 hari.
“Jika hujan tidak turun dalam minggu ini, diperkirakan kerusakan padi bukan tidak mungkin bertambah luas, para petani bakal merugi lagi, ”ungkap Kadis Tanaman Pangan Kabupaten Limapuluh Kota, Afrizul Nazar yang dihubungi di ruang kerjanya, Jumat, sekaitan daerah ini mulai dilanda kekeringan lagi.
Ia tidak menampik cukup luas sawah yang terundur tanam musim tanam tahun ini, yang tersebar dihampir seluruh nagari di sejumlah kecamatan. Tapi dalam satu nagari tidak semua lahan sawah yang terundur tanam padinya. Hanya saja lahan sawah yang bertadah hujan atau ada saluran irigasi namun sumber airnya kering karena hujan tidak turun, otomatis tertunda tanamnya, sebut Afrizul Nazar.
“Kita baru menerima laporan dari Kecamatan Guguk, pada 12 kecamatan lain belum masuk laporannya. Kemungkinan juga ada padi yang rusak akibat sawah yang kekeringan, ketika hujan turun di bulan Desember 2016, banyak petani yang tutun kesawah. Tapi nyatanya sekarang kekeringan padi tersebutlah yang mulai mengalami kesrusakan ringan, “jelasnya.
Dikatakan Afrizul Nazar, di setiap nagari itu berbeda kendalanya, ada saluran irigasi teknis, tapi sumber airnya kering, ada embung mata airnya tidak mengalir. Karena itu pihaknya selalu mengimbau, bila hujan jarang turun jangan dipaksakan bertanam padi disawah, lebih baik lahan tersebut, ditanami dengan tanaman pangan jagung serta holticultura. Para petani tidak akan megalami kerugian bila bertanam jagung maupun holticultura, sebab pasarannya masih bagus dan cukup luas.
“Kita berharap supaya hujan turun dalam bulan Februari ini, kalau tidak musim tanam padi akan terkendala. Diharapkan masyarakat tidak patah semangat, diharapkan tetap menanami lahan sawah mereka dengan tanaman jagung dan sayuran termasuk cabai mereh keriting, supaya masyarakat tani tetap memperoleh hasil jerih payahnya, “sebut Jasnir bagian Pengamat Hama dan Penyakit.
Kenagari nagari di kabupaten Limapuluh Kota, cukup luas sawah yang terundur tanam. Misalnya, di Nagari Batu Payuang dan nagari Balai Panjang, keduanya di Kecamatan Lareh Sago Halaban. Nagari Tarantang dan Nagari Koto Tuo, di Kecamatan Harau, Piobang dan Koto Tangah Simalanggang, Kecamatan Payakumbuh. Kemudian Taratak Kubang dan Sungai Talang Kecamatan Guguk
Sumber: Haluan.com
Discussion about this post