Julius salah satu tokoh masyarakat mengatakan, persoalan sumber air di Nagari Mungo yang terkenal dengan usaha perikanan tidak terpecahkan hingga sekarang. Di Mungo ada tiga titik sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat, namun sekarang sarana itu tidak berjalan sesuai fungsi karena dana oprasional masyarakat tidak ada.
” Mungo sangat terkenal dengan usaha perikann, salah satu yang menjadi ikon adalah gurame merah. Jenis ikan ini telah mendapatkan hak paten dari kementerian Kelautan dan Perikanan, namun sayang kebutuhan air daerah ini menghambat pengembangan,” katanya.
Dia mengatakan, di nagari Mungo terdapat banyak kolam ikan, terutama pada daerah bawah. Dengan keterbatasan yang ada, banyak kolam-kolam itu telah menjadi ladang jagung.
Biasanya empat dari 11 jorong di Nagari Mungo sumber airnya adalah Batang Tabik, seiring berjalannya waktu tidak lagi, karena salurannya rusak.
Sementara Intan Yunita Kepala UPTD SD 03 Mungo mengatakan, pada tahun 2010 sumber air kita memang sumur bor atas bantuan dinas perikanan dan perikanan, namun sudah tidak berfungsi untuk memenuhi kebutuhan sekolah.
Hal itu karena dana oprasional membeli solar tidak ada. Solar itu ada puluhan liter satu bulan, belum juga acu yang sering rusak hingga penambahan daya nya.
“Untuk sekarang jumlah murid 148 orang, jika masuk waktu Zuhur dan Asar mereka selalu terkendala untuk berwudu,” katanya.
Menanggapi persoalan yang dihadapi Masyarakat nagari Mungo mengatakan, untuk semua persoalan yang disampaikan, diharapkan masyarakat bisa memberikan dalam bentuk proposal yang ditembuskan kepada ketua DPRD Sumbar melalui wali nagari, sehingga bisa ditindaklanjuti ke dinas terkait.
Persoalan air memang menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk masyarakat Mungo, diharapkan kedepan bisa dicarikan solusinya bersama-sama.
Di harapkan, wali nagari juga proaktif dalam mendata sumber-sumber air yang sangat butuh diperbaiki, sehingga memberikan perbaikannya bisa terukur, untuk infrastruktur lainya jangan dipikirkan, pihak nya siap untuk mencarikan anggaran.
” Jadi harusnya dicarikan sumber sumber airnya terlebih dahulu, sehingga nantinya kita akan lakukan pemasangan pipa untuk dialiri ke daerah Mungo sebagai alternatif sumber air,” katanya.
Supardi mengungkapkan aspirasi yang disampaikan masyarakat akan dicatat sebagai masukan untuk program pembangunan provinsi.
“Kunjungan mengisi masa reses ini merupakan wadah untuk menjaring aspirasi masyarakat di daerah pemilihan. Masukan dan harapan dari warga akan ditampung untuk ditindaklanjuti sebagai pokok pokok pikiran DPRD untuk dimasukkan ke dalam program pembangunan daerah,” kata Supardi.
Sebagai wadah menjaring aspirasi, lanjut Supardi, masyarakat mendapat kesempatan menyampaikan langsung aspirasi dan harapannya kepada anggota DPRD provinsi yang mewakili.
“Untuk itu, silakan masyarakat menyampaikan aspirasi terkait pembangunan yang dinilai sangat dibutuhkan. Nantinya akan dibahas dan ditindaklanjuti masuk ke dalam program kerja pemerintah dari pokir anggota DPRD,” sebutnya
Discussion about this post