UTUSANINDO.COM,(JAKARTA)- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, Menlu Retno LP MArsudi dijadwalkan akan menghadiri pertemuan darurat OKI bahas upaya penyerangan kelompok Houthi ke Kota Mekkah, Arab Saudi.
Pertemuan KTM, digagas oleh pemerintah Arab Saudi menyusul insiden yang mengancam negara itu. Peluncuran rudal yang berasal dari wilayah Yaman pada akhir Oktober lalu juga dinilai mengakibatkan ketidakstabilan di kawasan.
“Memang ada pertemuan darurat OKI. Agenda utama nanti membahas upaya peluncuran roket ke wilayah Arab Saudi. Sebagai anggota, Indonesia wajib menghadiri pertemuan ini,” tutur Arrmanatha saat dihubungi CNN Indonesia.com pada Rabu (16/11).
Arrmanatha berujar, setiap negara anggota OKI dapat memanggil dan menggagas sebuah pertemuan ad hoc di luar pertemuan wajib organisasi selama isu yang dibahas merupakan isu krusial bagi negara anggota. Setiap rencana pertemuan diperlukan kuorum dua pertiga anggota OKI agar dapat terlaksana.
Pertemuan tingkat menteri ini merupakan kelanjutan dari pertemuan darurat antara komite eksekutif OKI pada pekan lalu yang juga membahas perkembangan mengenai insiden upaya penyerangan tersebut.
Para komite eksekutif OKI menyimpulkan percobaan penyerangan itu sebagai sebuah tindakan agresi yang “memprovokasi seluruh umat muslim di dunia dan bukti penolakan kelompok Houthi untuk mematuhi tuntutan komunitas internasional.”
Koalisi Arab Saudi mengumumkan pasukannya berhasil mengintersepsi rudal balistik yang diluncurkan dari wilayah Yaman dan menargetkan kota suci Mekkah itu. Serangan pada 27 Oktober lalu itu merupakan salah satu yang berhasil digagalkan Saudi di tengah konflik berkepanjangan di Yaman.
Kantor berita Arab Saudi, SPA, melaporkan bahwa rudal itu berhasil dihancurkan sekitar 65 kilometer menuju kota tersuci bagi umat Muslim tersebut. Meski demikian, menurut laporan Reuters, Houthi mengklaim bahwa serangan itu sebenarnya menargetkan Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah, salah satu bandara tersibuk di Saudi.
Kelompok Houthi mengonfirmasi peluncuran rudal balistik Burkan-1 itu ke Saudi melalui pernyataan resmi yang dirilis kantor berita mereka pada 28 Oktober.
Kelompok Houthi, yang diduga disokong Iran dan pendukung mantan presiden Ali Abdullah Saleh, memang menargetkan sejumlah kota perbatasan Saudi sejak negara itu memimpin koalisi serangan udara di Yaman pada Maret 2015 untuk mendukung Presiden Rabbu Mansour Hadi menghadapi pemberontakan.
Selain membahas soal serangan Houthi, tutur Arrmanatha, pada pertemuan itu para menteri juga akan membahas mengenai pergantian Sekretaris Jenderal OKI baru. “Pembahasan pergantian sekjen OKI yang mengundurkan diri juga menjadi salah satu agenda dalam pertemuan Kamis nanti,” ucap Arrmanatha.
Iyad Madani memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Sekjen OKI pada akhir Oktober lalu setelah menjabat kurang lebih dua tahun. Sekretariat OKI menyebutkan bahwa mantan perdana Menteri Arab Saudi itu mengundurkan diri sebagai Sekjen OKI karena alasan kesehatan.
Keputusan Madani untuk mundur dipublikasikan pada akhir Oktober lalu, hanya sepekan setelah ia dinilai menghina Pesiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi, dan memicu kemarahan warga Mesir.
Dugaan penghinaan itu terjadi pada pertengahan Oktober ketika dalam sebuah sidang OKI, Madani ingin memanggil Presiden Tunisia, Beji Caid Essebsi, namun salah mengucapkan namanya. Madani mencampur nama Essebsi dengan Sisi, menjadi ‘Presiden Beji Caid el-Sisi.’
SUMBER: CNN.COM
Discussion about this post