UTUSANINDO.COM, Padang – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat Wahyu Purnama A mengatakan, Sumatera Barat mengalami deflasi pada Agustus 2022. Berdasarkan Berita Resmi Statistik yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan Indek Harga Konsumen (IHK) umum di Sumatera Barat pada Agustus 2022 mengalami deflasi sebesar -0,95% (mtm), atau menurun dibandingkan realisasi Juli 2022 yang mengalami inflasi 1,22% (mtm).
“Secara spasial, deflasi di Sumatera Barat disumbang oleh deflasi Kota Padang sebesar -0,97% (mtm), menurun dibandingkan Juli 2022 yang inflasi 1,35% (mtm),” ujar Wahyu Purnama A melalui keterangan tertulis kepada UTUSANINDO.COM, Jumat, 2 September 2022.
Menurut Wahyu Purnama, realisasi inflasi bulanan, Kota padang tercatat berada pada urutan ke-10 dari 24 kota yang mengalami deflasi di Kawasan Sumatera, serta berada pada urutan ke-15 deflasi terdalam dari total 79 kota yang mengalami deflasi di Indonesia.
“Kota Bukittinggi turut menyumbang deflasi di Sumatera Barat pada Agustus 2022 dengan realisasi sebesar -0,91% (mtm), menurun dibandingkan realisasi bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,24% (mtm),” ujar Wahyu Purnama A.
Lanjut Wahyu Purnama A, realisasi deflasi bulanan Kota Bukittinggi berada pada urutan ke-12 deflasi terdalam dari 24 kota yang mengalami deflasi di Kawasan Sumatera.
“Sementara itu secara nasional, Kota Bukittinggi berada pada urutan ke-18 deflasi terdalam dari total 79 kota yang mengalami deflasi,” ujar Wahyu Purnama A
Secara tahunan, inflasi Sumatera Barat pada Agustus 2022 adalah sebesar 7,11% (yoy), atau mengalami penurunan dibandingkan Juli 2022 yang sebesar 8,00% (yoy).
Nilai realisasi inflasi tahunan Sumatera Barat ini tercatat lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi Nasional sebesar 4,69% (yoy) dan lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi Kawasan Sumatera yang sebesar 5,92% (yoy).
Selanjutnya, berdasarkan realisasi inflasi tahun berjalan (s.d Agustus 2022), inflasi Sumatera Barat mencapai 5,48% (ytd), juga lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi Nasional yang sebesar 3,63% (ytd) maupun realisasi inflasi Kawasan Sumatera 4,41% (ytd).
Deflasi di Sumatera Barat pada Agustus 2022 tercatat disumbang oleh penurunan harga komoditas cabai merah, bawang merah, minyak goreng, angkutan udara, dan cabai rawit dengan andil deflasi masing-masing sebesar -0,83%; -0,14%; -0,06%; -0,06%; -0,02% (mtm).
Deflasi komoditas cabai merah, bawang merah dan cabe rawit terutama disebabkan oleh meningkatnya jumlah pasokan sejalan dengan mulai masuknya masa panen di wilayah sentra produksi lokal di Sumatera Barat, serta di wilayah asal pasokan lainnya di Pulau Jawa.
Minyak goreng tercatat mengalami penurunan harga didukung oleh kecukupan pasokan dan kestabilan permintaan di Sumatera Barat.
Angkutan udara mengalami deflasi yang disebabkan oleh normalisasi harga tiket paska lebaran Idul Adha dan masa libur sekolah.
Deflasi di Sumatera Barat yang lebih dalam tertahan oleh inflasi pada komoditas rokok kretek filter, beras, rokok kretek, sabun detergen bubuk/cair, dan telur ayam ras dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,07%; 0,06%; 0,03%; 0,03%; 0,02% (mtm).
Inflasi aneka rokok baik rokok kretek filter maupun rokok kretek yang disebabkan oleh transmisi kenaikan cukai rokok rata-rata sebesar 12% di tahun 2022 yang mendorong kenaikan harga rokok secara gradual di tingkat eceran.
Komoditas beras mengalami inflasi disebabkan oleh kenaikan biaya produksi sejalan dengan peningkatan harga pupuk serta meningkatnya permintaan di tengah pencairan bantuan sosial ke masyarakat.
Sabun detergen bubuk/cair kembali mengalami kenaikan harga yang disebabkan oleh peningkatan biaya produksi di tingkat produsen.
Kondisi ekonomi global yang belum stabil mendorong kenaikan harga bahan baku terutama bahan baku impor.
Sementara itu telur ayam ras mengalami kenaikan harga akibat meningkatnya permintaan dari wilayah lain di Sumatera maupun dari Pulau Jawa sejalan dengan realisasi penyaluran bantuan sosial pemerintah kepada masyarakat.
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Barat secara aktif melakukan berbagai langkah pengendalian inflasi daerah di Sumatera Barat untuk menjaga inflasi yang rendah dan terkendali di tengah momentum pemulihan ekonomi.
Upaya pengendalian inflasi yang telah dilakukan antara lain yaitu:
1) Keikutsertaan dalam Rakornas Pengendalian Inflasi Daerah tanggal 18 Agustus 2022 yang dilanjutkan dengan HLM TPID Provinsi Sumatera Barat dalam rangka persiapan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Sumatera Barat;
2) Penyelenggaraan HLM TPID se-Sumatera Barat tanggal 31 Agustus 2022 untuk membahas sinergi dan koordinasi pengendalian inflasi daerah sebagai rangkaian dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sumatera Barat;
3) Pelaksaan kegiatan operasi pasar murah di wilayah Kabupaten/Kota antara lain di Kota Padang, Kabupaten Pasaman Barat serta di Kota Payakumbuh;
4) Pelaksanaan Bazar Gelar Pangan Murah setiap hari oleh Toko Tani Indonesia Centre di Rumah Inflasi maupun di Kelurahan di Kota Padang dengan mobil box keliling;
5) Penyelenggaraan Sidak Pasar dan kunjungan langsung pemantauan harga bersama Kemendag pada tanggal 8 Agustus 2022;
6) Penyelenggaraan capacity building TPID se-Sumatera Barat tanggal 20 – 24 Agustus 2022; 7) Rapat koordinasi teknis pengendalian inflasi dengan OPD terkait tanggal 15 Agustus 2022.
“Kedepan, diharapkan sinergi dan koordinasi TPID Provinsi, TPID Kabupaten/Kota di Sumatera Barat dengan Pemerintah Pusat dapat terus ditingkatkan dalam rangka pengendalian inflasi,” ujar Wahyu Purnama A. Relis
Discussion about this post