UTUSANINDO.COM, PADANGĀ Kepala OJK Sumbar Yusri mengatakan, 70 persen investor yang menanamkan uang di pasar modal di Sumatera Barat merupakan generasi muda dengan rentang usia di bawah 30 tahun
“Sejak Juni 2022 jumlah investor saham di Sumbar mencapai 57.361 dengan volume transaksi per enam bulan Rp8,89 triliun, menariknya 70 persen merupakan anak muda,” ujar Yusri saat Workshop Wartawan Pasar Modal 2022 bertemakan Perlindungan Investor Pasar Modal
di Padang, Kamis, 18 Agustus 2022.
Menurut Yusri fakta ini akan menjadi modal yang kuat untuk pengembangan pasar modal di Sumatera Barat.
“Para remaja yang saat ini berinvestasi di Pasar Modal ketika mereka sudah memiliki kekayaan akan menjadi sumbangsih terbesar di pasar modal,” katanya.
Akan tetapi pada sisi lain dari sisi tingkat literasi keuangan berdasarkan survei yang dilakukan OJK pada 2019 hanya 4,92 persen masyarakat Sumbar yang paham soal pasar modal atau masuk kategori rendah.
“Artinya dari 100 orang yang disurvei hanya lima orang yang paham pasar modal dan hanya 1 orang yang punya akses ke pasar modal,” kata dia.
Oleh sebab itu ia mengingatkan sebelum berinvestasi di Pasar Modal ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
“Pertama investor harus paham tujuan berinvestasi, berapa lama jangka waktu dan jangan hanya sekadar ikut-ikutan,” katanya berpesan.
Kemudian apa yang diharapkan dengan investasi di Pasar Modal dan memahami risiko yang terjadi.
“Setiap investasi pasti ada risiko, tidak ada investasi yang tidak ada risiko ini yang harus dipahami,” katanya.
Dikatakan Yusri, sumber dana digunakan sebaiknya kelebihan dana bukan uang untuk kebutuhan sehari-hari.
Selanjutnya pastikan di sekuritas yang berizin dan mencari informasi sebanyak-banyaknya sebelum berinvestasi.
Sementara Kepala Kantor Perwakilan BEI Sumbar Early Saputra kembali mengingatkan pihaknya untuk memperhatikan aspek 3P yaitu Paham, Punya dan Pantau dalam berinvestasi di Pasar Modal.
“Jadi sebelum berinvestasi pahami tujuan keuangan karena masing-masing orang akan berbeda tujuannya,” kata dia.
Dari tujuan keuangan yang berbeda aksinya akan berbeda sehingga tidak terjerat membeli saham berdasarkan referensi teman. Setelah punya akun saham harus berhati-hati dengan orang yang mengaku dari bursa padahal penipuan.
“Kemudian juga pantau harga yang naik turun dan fluktuasi bisnis karena jangan sampai menyimpan saham perusahaan yang dulu bisnisnya bagus namun sekarang tidak lagi,” ujarnya
Tampak acara dihadiri pembicara Dirut Indonesia SIPF Narotama Aryanto dan Kepala Kantor Perwakilan BEI Sumbar Early Saputra. ***
Discussion about this post