UTUSANINDO.COM,(MOSKOW)- Akademisi Indonesia dan Rusia saling bertukar pengalaman dan pengetahuan dalam seminar bertema “Pengembangan Pribadi dalam Sistem Pendidikan Negara,Dialog mengenai Konsep dan Budaya” yang diselenggarakan KBRI Moskow, bekerja sama dengan Sekolah Indonesia Moskow (SIM), LSM Pendidikan IPO, dan Akademi Administrasi Publik Moskow pada 22 – 23 September lalu, dikutip dari RMOL.
Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarus Muhammad Wahid Supriyadi menyebut seminar tersebut sebagai wadah para pendidik dan siswa didik dari kedua negara untuk berinteraksi.
Sebagai mantan guru SMA dan dosen, Wahid mengaku paham betul bagaimana sulitnya menjadi tenaga pendidik profesional. “Melalui forum ini saya yakin interaksi yang terjalin antar-peserta akan meningkatkan kompetensi selaku pendidik dalam mempersiapkan anak didik kelak meraih cita-cita,” papar Wahid.
Wakil Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Moskow Kartushin Y.V. menyebut Indonesia dan Rusia memiliki kesamaan sebagai negara besar yang memiliki keanekaragaman budaya, dan hal tersebut cukup sebagai modal untuk menjalin kerja sama lebih dalam.
“Kami berharap seminar ini akan menjadi langkah awal dan besar bagi jalinan kerja sama lebih lanjut kedua negara khususnya di bidang pendidikan,” kata Kartushin.
Delegasi Indonesia diwakili oleh mantan Rektor Universitas Terbuka (UT) Profesor Adwi Suparman, Jafar Amiruddin, Ari Fadiati, Jenny Sista Siregar, Profesor Basuki Wibawa dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Profesor Sartiah Daeng Pasau Yusran dari Unhalu Kendari, dan Profesor Salfen Hasri dari UIN Syarif Kasim Riau.
Selain seminar dan tanya jawab, kegiatan hari pertama juga berisi kursus memasak dan fashion show yang ditampilkan para dosen Universitas Negeri Jakarta, serta pertemuan antara kepala sekolah dan pimpinan institusi pendidikan kedua negara, tulis RMOL. Sementara di hari kedua, seminar lebih fokus pada interaksi antarsiswa dari Sekolah Indonesia Moskow dan Sekolah di kota Krasnogorsk.
“Dengan kunjungan ke sekolah Rusia ini, kami berharap dapat membuka cakrawala tenaga pengajar dan siswa didik untuk lebih mengenal budaya satu sama lain,” terang Sudirham, Kepala Sekolah Indonesia Moskow.
RMOL
Discussion about this post