UTUSANINDO.COM, Padang – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar Wahyu Purnama mengatakan, Bank Indonesia sebagai Otoritas Moneter memiliki tujuan utama untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Stabilitas terhadap harga barang dan jasa serta stabilitas nilai tukar dibandingkan mata uang negara lain.
“Salah satu upaya untuk menjaga kestabilannya yaitu dengan pencetakan dan pengedaran uang Rupiah yang berkualitas baik dan layak edar sesuai dengan kebutuhan,” ujar Wahyu Purnama saat Pelepasan Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022, kegiatan Kas Keliling di Wilayah 3 T (Terdepan, Terluar dan Terpencil) di Sumatera Barat, Kerjasama TNI AL dan BI, Senin, 27 Juni 2022.
Menurut Wahyu Purnama, UU nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang memberikan mandat kepada Bank Indonesia untuk melakukan pengelolaan uang Rupiah, meliputi perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan dan penarikan serta pemusnahan uang rupiah.
“Dalam pengelolaan uang rupiah termasuk didalamnya pengedaran uang, Bank Indonesia mempunyai misi untuk menyediakan uang rupiah di seluruh wilayah NKRI, hal ini wajib dipenuhi karena dengan itu kami dapat memastikan uang Rupiah beredar dan digunakan di seluruh wilayah NKRI,” ujar Wahyu Purnama
Lanjut Wahyu Purnama, hal ini penting dan strategis, karena Rupiah bukan saja sebagai alat transaksi pembayaran, tetapi juga merupakan identitas dan alat pemersatu bangsa serta menjadi salah satu simbol kedaulatan bangsa sebagaimana ditegaskan dalam UU Mata Uang.
“Pelaksanaan amanat undang-undang dan misi tersebut bukanlah tugas yang mudah, karena Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia yang tersebar di 17.499 pulau dan berbatasan dengan 11 negara tetangga,” ujar Wahyu Purnama
Dikatakan Wahyu Purnama, Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas perairannya yang mencakup 70% dari luas wilayah NKRI.
Dengan kondisi tersebut terdapat 3 (tiga) tantangan utama Bank Indonesia dalam mengedarkan Rupiah.
Pertama, adalah kondisi geografis NKRI yang memiliki ribuan pulau dengan keterbatasan infrastruktur sehingga mempengaruhi jangkauan Bank Indonesia dalam menyediakan uang kepada masyarakat, termasuk untuk kepulauan di wilayah Terdepan, Terpencil, dan Terluar (3T).
“Masih banyak daerah-daerah blank spot yang belum dapat dijangkau oleh BI dan Perbankan dalam pengedaran uang Rupiah,” ujar Wahyu Purnama
Kedua, keberagaman tingkat pendidikan masyarakat yang mempengaruhi perilaku dalam memperlakukan uang. Tercermin dari kondisi uang tidak layak edar yang mayoritas lusuh karena disebabkan sering dilipat, dibasahi, maupun distraples.
Hal ini tentunya mempengaruhi kualitas uang Rupiah kita. Dalam konteks ini, tantangan ini perlu kami jawab dengan edukasi. Ketiga, penggunaan uang selain Rupiah sebagai alat pembayaran khususnya di wilayah perbatasan.
Ketiga tantangan tersebut harus mampu dijawab oleh BI dengan berbagai strategi dan program, untuk senantiasa melakukan perluasan jangkauan layanan ke seluruh wilayah NKRI, melalui 45 jaringan kantor perwakilan di Indonsia, bekerja sama dengan Perbankan, Kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia, terutama (TNI-AL) yang merupakan salah satu elemen bangsa yang berada di garda terdepan terutama wilayah perairan, dalam menjaga kedaulatan NKRI.
Dengan armada dimiliki dan kegiatan operasi rutin yang mampu menjangkau seluruh pelosok tanah air dari Sabang sampai Merauke, akan membantu Bank Indonesia dalam melakukan pengedaran uang Rupiah sehingga misi Bank Indonesia dalam menyediakan uang Rupiah ke seluruh wilayah NKRI khususnya wilayah kepulauan 3T dapat tercapai.
Sinergi ini secara substansi mempertemukan dua kepentingan yang sama, dimana TNI AL berkepentingan menjaga kedaulatan seluruh wilayah NKRI dengan pertahanan dan BI berkepentingan menjaga kedaulatan NKRI dengan Rupiah.
Selain melakukan kegiatan distribusi, saat bersamaan juga dilakukan sosialisasi atau edukasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah serta Program Sosial Bank Indonesia (CSR) bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat dan perbankan. Disertai dengan penyaluran bantuan disektor pendidikan, kesehatan, lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi.
Dari beberapa kegiatan yang dilakukan kepada wilayah 3T tersebut, diketahui bahwa masyarakat setempat merasakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat karena selain mendapatkan uang baru yang jarang mereka lihat, mereka juga merasakan kebahagiaan dengan adanya perhatian melalui kunjungan Bank Indonesia dan TNI Angkatan Laut.
“Dapat kami informasikan bahwa kerjasama antara Bank Indonesia dan TNI Angkatan Laut telah terjalin sejak tahun 2012. Hingga tahun 2021, telah dilakukan 76 (tujuh puluh enam) kali kegiatan Kas Keliling 3T dengan 399 (tiga ratus sembilan puluh sembilan) pulau 3T terkunjungi,” ujarnya.
Pada tahun 2022 BI dan TNI AL bersepakat untuk memperluas jangkauan layanan kas keliling dengan program yang lebih terpadu dengan mengusung tema “Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022”, dimana pada tahun 2022 ini akan dilaksanakan kegiatan kaskel 3T sebanyak 16 kali di 16 Provinsi dengan target 81 pulau yang dikunjungi.
Pelaksanaan Kas Kapal di Sumatera Barat telah dilakukan sebanyak 5 kali. Kegiatan kas keliling 3T kali ini merupakan kegiatan yang ke 10 pada tahun 2022 (secara nasional) dan ke 6 bagi KPw BI Sumbar. Dilakukan antara tanggal 27 Juni sampai denhan 2 Juli 2022 dan akan mengunjungi 5 (lima) pulau terluar di Kepulauan Mentawai , yaitu: P. Pagai Selatan, P. Pagai Utara, P. Siporan, P. Siberut dan P. Siberut Selatan, dengan menggunakan Kapal Perang KRI Cakalang – 852.
Jumlah rombongan kas Kapal sebanyak 15 orang (14 orang kasir dan 1 fotografer), terdiri dari 4 kasir DPU yakni Dani Setiawan, Dimas Seto, Sjafruddin Jamil dan Ahmad Sulaiman, Wawan Setiawan (Jateng), Syahfrudin Muftiali (Lampung), Ahmad Agil Darusman (Balikpapan), Didit Arif Pratama (Purwokerto), Andika Syahputra (Banten) dan 4 kasir dari BI Sumbar, yaitu Fikri, Anggi, Fauzan dan Irsyad (yang merangkap juga sebagai perwakilan PSBI).
Pada Kas Kapal kali ini selain mendistribusikan uang, Bank Indonesia juga akan memberikan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), antara lain kepada pesantren dan tempat ibadah serta bantuan berupa sembako antara lain beras, minyak goreng, gula , telur, mie instan serta dengan kepada masyarakat di daerah yg di kunjungi.
“Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada TNI AL, juga Pemerintah Daerah dan pihak-pihak terkait lainnya yang senantiasa mendukung Bank Indonesia dalam pelaksanaan pendistribusian uang yang berkualitas khususnya ke seluruh wilayah 3T di NKRI untuk menegakkan dan menjaga kedaulatan bangsa dan negara tercinta,” ujar Wahyu
Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022, BI Sumbar Salurkan Uang Rp5,9 Miliar ke Lima Pulau 3T bertujuan untuk mengedarkan uang sebesar Rp5,9 miliar di lima pulau 3T (terdepan, terluar, dan terpencil) di wilayah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Ekspedisi rupiah berdaulat 2022 yang menggunakan KRI Cakalang 852 dan menyertakan 15 personil pejuang rupiah dan personil 30 TNI AL, itu akan hadir di lima Pulau 3T di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Masing-masing pulau tersebut adalah Pulau Pagai Selatan, Pulau Pagai Utara, Pulau Sipora, Pulau Siberut (Mailepet), dan Pulau Siberut Selatan (Muara Sikabaluan).
Gubernur Sumbar Mahyeldi, menyampaikan kegiatan ini sesuai dengan UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, yang menugaskan Bank Indonesia menyediakan alat pembayaran tunai ke seluruh wilayah NKRI dalam jumlah yang cukup, tepat waktu, dengan jenis pecahan uang yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
“Artinya jangan sampai ada daerah yang lepas dari NKRI, karena disebabkan masyarakatnya menggunakan mata uang asing,” ujar gubernur.
Kegiatan Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022 merupakan kerjasama antara Bank Indonesia dan TNI Angkatan Laut telah terjalin sejak 2012 hingga 2021 dan dilakukan 76 kali kegiatan Kas Keliling 3T menjelajahi 399 pulau 3T.
Kegiatan tahunan ini rencananya akan diadakan sebanyak 16 kali. Sejak tahun 2016 Sumbar telah mengadakan sebanyak enam kali .
Danlantamal II Padang Endra Sulistiyono mengatakan, pihaknya mendukung pendistribusian uang rupiah hingga layak edar.
“Kepada semua personel berangkat untuk menjaga komunikasi antara prajurit dengan personil BI diatas kapal, melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab, memperhatikan protokol kesehatan khususnya dengan kegiatan berhubungan langsung dengan masyarakat, selalu update berita cuaca, melaksanakan semua kegiatan sesuai dengan SOP,” ujarnya
Tampak acara dihadiri Anggota Forkopimda Provinsi Sumatera Barat, Kepala Otoritas Jasa Keuangan Sumatera Barat Yusri, Direktur Utama Bank Nagari Muhammad Irsyad, GM PT Pelindo II Teluk Bayur Nunu Husnul Khitam, Asisten Operasional Mabes TNI AL, diwakili Letkol Sayid Hasan, Akbar Suthawihaya, dan I Gede Adi, Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, diwakili Imron, Cori Silvana, dan Doddy Erlangga, Ketua Panitia Pelepasan dari Lantamal II Kol. Yadi Mulyadi dan rekan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Teluk Bayur, Komandan KRI Cakalang 852, Mayor Yosrizal, para pejuang Rupiah dari KPw BI Sumbar dan peserta tim Kas Kapal 3T.
Discussion about this post