JAMBI – Akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Sapi menyebabkan pasokan sapi di Jambi terbatas. Hal tersebut disebabkan karena adanya pembatasan lalu lintas ternak dari luar provinsi Jambi.
Ahmad basuki, salah seorang penyedia hewan kurban di Jambi mengaku pasokan sapi yang terbatas menyebabkan harga sapi qurban pun mengalami kenaikan, sekitar Rp. 2 juta dari sebelumnya.
“Jumlah ternak berkurang karena pasokan ternak biasanya dari luar provinsi seperti pulau Jawa dan Lampung sementara lalu lintas ternaknya diperbolehkan kalau daerah itu bebas dari PMK dan karena agak sulit didapat jadi harga naik sekarang naik menjadi per ekor Rp.17 ,5 juta untuk pasaran terendahnya sedang dulu hanya Rp.15,5 juta ,“ kata Basuki, Kamis (16/6/2022).
Lanjutnya, biasanya dua bulan jelang hari raya kurban sudah banyak panitia kurban yang memberikan tanda jadi untuk setiap sapi kurban yang disediakan, namun saat ini baru beberapa.
“Adanya perubahan harga ini membuat panitia kurban yang datang kebanyakan belum bisa memastikan karena mau bermusyawarah dulu, berbeda dari tahun lalu biasanya 2 bulan sebelumnya sudah ada kepastian sekarang 3 minggu mau lebaran belum ada,” ungkapnya.
Meski sempat khawatir terkait wabah PMK, namun pihaknya optimis melalui gugus cepat tanggap PMK yang dibentuk pemerintah daerah segera menangani PMK. Terlebih mendekati Idul Adha, biasanya akan ada tim dari dinas terkait yang memeriksakan kesehatan guna memberikan label sehat.
“Seminggu sebelum kurban pemeriksaan dikeluarkan dari kabupaten kota untuk dikeluarkan SKKH nya dalam bentuk label,” tutupnya. (*)
Discussion about this post