UTUSANINDO.COM, PAYAKUMBUH, – Melalui Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Ketua DPRD Sumbar Supardi menginisiasi terselanggaranya pasar seni pameran kuliner tradisi luhak nan tigo selama tiga hari (15-17/6). Acara tersebut dipusatkan di Medan Nan Bapaneh Ngalau Indah, Kota Payakumbuh.
Supardi saat memberikan sambutan mengatakan, kegiatan pasar seni merupakan upaya untuk mengenalkan makanan tradisional Minang khususnya di luhak nan tigo untuk lebih dikenal hingga mancanegara, diharapkan kuliner tradisional yang ditampilkan bisa dinikmati minimal oleh turis negara tetangga, seperti Malaysia, Brunei hingga Singapura.
” Hingga saat ini, masih banyak makanan tradisional kita yang belum terekpos bahkan ada sebagian makanan tradisional yang ditampilkan pada pameran ini, menjadi persyaratan wajib dalam pernikahan Minang,” katanya.
Dia menjelaskan makanan tradisional kita,
Jauh lebih bergizi dari makan cepat saji yang dihadirkan oleh restoran luar negeri, dengan banyaknya masyarakat Sumbar melirik makanan tradisional akan mempengaruhi konsep ketahanan pangan yang menjadi isu utama dari pasar seni ini.
Dia berharap tidak hanya makanan tradisional saja yang maju ke mancanegara, namun juga tarian-tarian tradisi luhak nan tigo bisa keliling Eropa untuk mengemban misi kebudayaan.
Kepala UPTD Taman Budaya Provinsi Sumatera Barat, Hendri Fauzan, Pasar Seni Payakumbuh diadakan guna mempromosikan kekayaan kuliner tradisional Minangkabau dengan segala potensinya, terutama yang berhubungan dengan ketahanan pangan.
“Acara ini difasilitasi oleh UPTD Tambud Sumbar untuk lebih mengenalkan lagi kekayaan kuliner kita. Tujuannya juga untuk edukasi soal nilai-nilai ketahanan pangan yang ada pada kuliner-kuliner tersebut,” jelasnya.
Ketahahan pangan merupakan salah satu isu penting yang tengah mendapat perhatian di nasional mau pun internasional. Terutama di masa-masa pandemi, ketahan pangan mendapat perhatian lebih. Beberapa pihak, kemudian mencoba menggali lebih jauh konsep-konsep ketahanan pangan yang dimiliki oleh kebudayaan lokal, termasuk Minangkabau.
Tradisi lokal dianggap bisa menjadi solusi atau sumber inspirasi untuk menghadapi ancaman krisis pangan di tingkat global saat ini. Minangkabau sendiri, menurut kurator Pasar Seni Payakumbuh, Zuari Adbullah, memiliki konsep ketahan pangan sendiri yang tampak dari tata letak Rumah Gadang
Discussion about this post