UTUSANINDO.COM, JAKARTA – Senator Papua Barat Dr Filep Wamafma SH M.Hum mengkritisi pernyataan Polri menyebutkan Orang Asli Papua (OAP) sebagai target pembinaan dalam operasi Damai Cartenz 2022.
Ia menilai penyebutan OAP dalam operasi ini terkesan menggeneralisasi, merendahkan bahkan bersifat rasis bahwa seolah-olah seluruh OAP adalah orang-orang yang menciptakan gangguan keamanan di Papua.
“Pernyataan terkait dengan hal tersebut di atas menurut saya sangat bersifat merendahkan orang asli Papua atau dalam bahasa hukumnya dapat dikategorikan bernuansa rasis atau kriminalisasi seluruh orang asli Papua. Bahwa seolah-olah seluruh orang asli Papua adalah orang-orang yang menciptakan gangguan keamanan, gangguan kamtibmas sehingga Kepolisian melakukan upaya-upaya untuk menyasar orang asli Papua,” ujarnya kepada awak media, Kamis (13/1/2022).
Senator Papua Barat yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua I Komite I DPD RI ini meminta kepada Kapolri untuk mengklarifikasi pernyataan tersebut. Menurutnya, pernyataan ini sangat menyudutkan dan menjustifikasi seluruh orang asli Papua sebagai pelaku kriminal atau pelaku tindak pidana kejahatan di tanah Papua.
“Hal ini sangat mencoreng harkat dan martabat kami manusia khususnya orang asli Papua. Oleh sebab itu saya minta agar definisi orang asli Papua yang dijadikan sebagai objek dalam program ini harus dihapuskan. Bahwa kalau disebut sebagai orang asli Papua berarti mungkin realisasinya semua orang asli Papua dalam peristiwa ini, tapi ini harusnya menyasar kepada oknum, orang-orang yang memiliki paham yang berbeda itu,” ungkap Filep.
Lebih lanjut, Filep Wamafma memandang apabila ada unsur generalisasi seluruh OAP dalam program, maka akan berdampak sangat buruk bagi OAP untuk mengembangkan karir dalam berbagai bidang. Menurutnya, hal ini sangat merendahkan dan perlu diklarifikasi serta diluruskan oleh Kapolri agar tidak terkesan menyudutkan orang asli Papua.
Sebagaimana diketahui, Kepolisian Negara RI (Polri) akan memberlakukan Operasi Damai Cartenz saat berakhirnya operasi Nemangkawi pada 25 Januari 2022 mendatang. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, operasi Damai Cartenz ini menyasar Orang Asli Papua (OAP) sebagai target utama pembinaan.
“(OAP) sebagai target operasi, maksudnya target pembinaan,” ujar Brigjen Ahmad Ramadhan dikutip dari Kompas, Rabu (12/1/2022).
Ia menambahkan, operasi Damai Cartenz diantaranya berupa kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua terutama OAP. Menurutnya, operasi ini memiliki fokus pembinaan yang disebut sebagai pendekatan pembinaan masyarakat (binmas) noken.
“Jadi ada upaya-upaya Polri bersama masyarakat untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang tujuannya menyejahterakan masyarakat. Namanya itu binmas noken atau pendekatan kepada masyarakat,” ujar dia.
Selain itu, dalam operasi Damai Cartenz juga akan dilaksanakan upaya penegakan hukum saat dibutuhkan. Akan tetapi menurutnya, upaya-upaya preventif akan lebih diutamakan daripada upaya penegakan hukum. Artinya, penegakan hukum ditempatkan sebagai fungsi pendukung.
Operasi Damai Cartenz ini mengedepankan tiga fungsi. Fungsi yang dimaksud merupakan fungsi intelijen, fungsi bimas, dan fungsi humas. Ramadhan menegaskan penindakan hukum masih dilakukan dalam Operasi Damai Cartenz oleh satgas gakkum. Hanya, penindakan hukum tidak dikedepankan.
“Cara bertindak yang dikedepankan dalam Operasi Damai cartenz ini persuasif dan preventif. Dengan kedepankan fungsi intelijen, fungsi binmas, dan fungsi humas dengan didukung fungsi lain. Fungsi preventif sabhara dan gakkum,” sambungnya.***
Discussion about this post