Laporan penyebab eksekusi ini dilansir kantor berita Korea Selatan, Yonhap, Kamis (1/9/2016), mengutip seorang pejabat Seoul yang menerima informasi perihal eksekusi pejabat tinggi Pyongyang tersebut.
Kim Yong Jin dieksekusi oleh regu tembak pada bulan Juli karena dianggap melakukan tindakan anti-revolusioner. Dia ditangkap karena duduk dengan postur badan membungkuk yang dianggap tidak sopan ketika rapat dengan diktator muda Kim Jong-un.
Kantor berita Korut pernah memperlihatkan sosok Wakil PM rezim Pyongyang itu pada tanggal 15 Juni 2016. Yakni, ketika menghadiri sebuah acara ulang tahun ke-50 berdirinya federasi taekwondo Korut.
Pemerintah Korut yang sangat tertutup, terutama soal eksekusi terhadap para pejabatnya, tidak memberikan konfirmasi atas nasib Wakil PM Kim Yon Jin.
Sementara itu, Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang turut menyelidiki laporan eksekusi itu mengatakan bahwa selain menjalankan eksekusi terhadap Wakil PM Korut, rezim Kim Jong-un juga memperingatkan keras dua pejabat tinggi lain.
Salah satu dari dua pejabat itu adalah Kim Yong Chol, yang biasa mengurusi hubungan Korut dan Korea Selatan.
”Kim Yong Chol, Kepala Departemen Front Persatuan Korut yang menangani hubungan antar-Korea, dipaksa untuk mengikuti apa yang disebut dengan langkah-langkah revolusioner,” kata juru bicara Kementerian Unifikasi Korsel, Jeong Joon-hee, seperti dikutip Reuters.
Sebelumnya, Korut juga dilaporkan telah mengeksekusi dua pejabat tinggi pada awal Agustus 2016 karena tidur saat rapat. Keduanya adalah mantan Menteri Pertanian Hwang Min dan pejabat senior di Kementerian Pendidikan, Ri Yong-jin. Eksekusi ini, menurut laporan media Korsel, dilakukan dengan senjata anti-pesawat.
SUMBER SINDONEWS
(mas)
Discussion about this post