UTUSANINDO.COM, PADANG—Calon Wakil Gubenur Sumatra Barat (Sumbar), Indra Catri Dt. Malako Nan Putiah, menghadiri undangan kelompok Randai Nago Sati di Batu Busuk, Kecamatan Pauh, Padang, Minggu (18/10).
Kegiatan tersebut diadakan dalam rangka siraturahmi dan pertunjukan seni tradisi untuk menghibur masyarakat setempat.
Dalam acara itu Randai Nago Sati menampilkan cerita randai “Sagan Badayuang Anyuik Sarantau”. Setelah melihat penampilan pertunjukan randai ini, Indra Catri memuji transformasi yang dilakukan Randai Nago Sati beberapa tahun belakangan ini.
“Dulu judul randainya ‘Sutan Sarialam’. Kini baganti dengan ‘Sagan Badayuang Ayuik Sarantau’. Personelnya muda, bersemangat, kompak, sehati, dan terlihat chemistry-nya. Salut kepada pelatih dan pengurus yang sudah melakukan benyak perbaikan,” ujar mantan kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang itu.
Ia melihat bahwa saat ini Randai Nago Sati hampir sempurna. Menurutnya, para pesilat kelompok itu terampil, pedendangnya hebat, pemain musiknya lengkap dan piawai.
“Kalau ada yang perlu disempurnakan, mungkin di bidang seni peran atau teater. Saya katakan demikian karena randai merupakan kesenian tradisi Minang yang di dalamnya mengandung semua unsur kesenian, baik silek, tari, musik, maupun laku,” ucapnya.
Setelah melihat penampilan yang disuguhkan Randai Nago Sati, Indra Catri mengaku makin yakin bahwa randai bisa dijadikan salah satu instrumen pendidikan karakter di tengah masyarakat. Menurutnya, randai bisa diangap sebagai salah satu modal sosial yang diwariskan nenek moyang Minang bagi generasi penerusnya.
“Kita harus mengembangkan dan merawat warisan ini sebaik-baiknya guna diwariskan lagi bagi generasi muda dan anak kamanakan kita. Hal ini sangat tepat dan sesuai dengan konsep kami bersama Bapak Nasrul Abit untuk menciptakan generasi muda dan sumber daya unggul Sumbar,” tuturnya.
Indra Catri berpendapat bahwa pewarisan seni tradisi Minangkabau menghadapi berbagai tantangan. Karena itu, diperlukan strategi dan program yang tepat untuk pewarisannya kepada generasi muda Sumbar. Untuk melakukan itu dibutuhkan metode pengajaran dan infrastuktur pendukung. Pihaknya berencana memfungsikan dinas terkait untuk merancang dan memprogramkan hal itu.
“Koordinasi antar-SKPD terkait dengan pemerintah kabupaten/kota akan kami tegaskan untuk ke depannya. Metode pengajaran yang tersistem yang disesuaikan perkembangan psikologis generasi muda merupakan suatu keharusan yang perlu kita rancang. Penguatan lembaga atau komunitas budaya juga harus dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa randai sudah mendunia. Buktinya, seniman randai diundang ke Hawaii University untuk mengajarkan seni tradisi khas orang Minang ini. Di sana mahasiswa dari berbagai belahan dunia belajar randai kepada Mak Katik, Saparman, Jasrial, dan Hasanawi, yang merupakan seniman randai dan seni tradisi Minang.
Oleh sebab itu, Indra catri mengimbau anak milineal dan generasi muda Sumbar untuk tetap fokus mempelajari randai. Ia menyarankan generasi muda Sumbar untuk tidak gengsi belajar randai, tetapi menjadikan randai sebagai kebanggaan.
Discussion about this post