UTUSANINDO.COM ,JAKARTA – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mulyadi-Ali Mukhni, bertekad memberantas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) dan maksiat di provinsi itu.
Pembersihan maksiat dan LGBT itu, terdapat dalam salah satu program unggulan pasangan kandidat yang diusung oleh Demokrat dan PAN tersebut.
“Membangun insan sumbar yang berakhlak dan memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi agar tercipta generasi penerus yang handal dan mampu menghadapi tantangan zaman,” demikian salah satu program unggulan ketujuh duo tersebut.
Dalam program itu terdapat penjelasan Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) adalah pegangan kuat pemerintah provinsi dalam menciptakan generasi penerus Sumbar yang berakhlak mulia dan memiliki jiwa nasionalisme tinggi.
“Oleh karena itu, kita harus memberi perhatian khusus kepada para imam, marbut masjid, hafiz/hafizah, dan pemuka agama sebagai garda terdepan dalam menanamkan nilai-nilai agama sejak dini,” demikian penjelasan program itu. “Sehingga, generasi penerus kita tidak gampang terpengaruh oleh budaya luar yang tidak sesuai dengan adat budaya Minangkabau.”
Ketua Tim Pemenangan Mulyadi-Ali Mukhni, Alirman Sori mengatakan pihaknya ingin memberantas LGBT di Sumbar karena jumlahnya relatif banyak. Berdasarkan penelitian, Perhimpunan Konselor VCT HIV Sumbar memperkirakan pada 2018 terdapat 14.469 orang pelaku hubungan lelaki seks dengan lelaki di Sumbar.
Lihat juga: Koalisi Sumbar Kritik Sikap Berlebihan Polisi Jaga Unjuk Rasa
Lembaga itu juga mengungkapkan bahwa terdapat kurang lebih 2.501 orang waria di Sumbar. Dari angka tersebut, waria di Sumbar bisa menggaet 9.024 orang pelanggan laki-laki.
“Kami akan melibatkan Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau dan MUI Sumbar untuk menangkal masalah sosial, di antaranya LGBT. Kolaborasi pemerintah dengan ninik mamak, alim ulama, cerdik pandai, dan bundo kanduang harus dilakukan,” tutur Alirman kepada media, Sabtu (17/10).
Bagi Mulyadi-Ali Mukhni, kata Alirman, LGBT di Sumbar harus diberantas habis karena tak sesuai dengan budaya Minang dan bertentangan dengan ABS-SBK. (***)
Discussion about this post