UTUSANINDO.COM, (SOLSEL)- Kelompok Milenial Kabupaten Solok Selatan yang dipimpin Randi dan kawan-kawan, mendatangi Sam Salam di kantor Hotel Lovetel Padang beberapa hari yang lalu meminta untuk dapat memberikan pencerahan dan sebagai narasumber dalam hal komoditi di Solok Selatan.
Menurut Randi harapan kami kepada Bapak Sam Salam yang memiliki segudang ilmu dalam berbagai hal baik dalam negeri maupun diluar negeri, berharap “pulang kampung” untuk memberikan motivasi dan pengetahuan kepada kami sebagai pelaku dunia usaha komoditi di Kabupaten Solok Selatan.
Bersamaan dengan itu, Sam Salam mengatakan bahwa Komoditi seperti beras, jangung, kopi, teh, jahe, cabe, kulit manis, gardaunggu, pinang, bawang, beras merah, makanan-makanan ringan dsb. sebahagian dijemur dipingir jalan atau di halaman2 petani, sepertinya hampir semua komoditi yang ada di Sumatera Barat diwakili oleh komoditi Solok Selatan.
Komoditi yang dihasilkan Kabupaten Solok Selatan yang bervariasi dan mempunyai nilai ekonomi yang cukup baik akan mampu menyaingi dan bahkan memasuki pasar manapun di Indonesia maupun di Luar Negeri, kata Sam Salam. Namun sesuai hasil kunjungan saya bertatap muka dengan pelaku dunia usaha Solok Selatan selama 2 hari tersebut sangat jauh dari yang diharapkan.
Menurut Sam Salam, Petani dan Pedagang banyak ragu. Keraguan-raguan baik dari pihak pelaku usaha pengumpul komoditi dalam hal pemasaran, maupun para petani dalam hal tanaman apa yang paling bisa masuk di pasaran, membuat para pelaku pengumpul dan petani kurang percaya diri dalam membuat innovasi terhadap komoditi yang ada di Solok Selatan.
Disamping itu, Komoditi Solok Selatan tidak ditopang dengan data komoditi unggulan dan turunannya yang trasparan dan akuntable yang dikeluarkan oleh instansi terkait dari Kabupaten yang sudah berumur lebih dari 15 tahun ini. Hal ini adalah salah satu penyebab dari keraguan tersebut.
Sesuai hasil “sharing” dengan masyarakat bahwa untuk meningkatkan inovasi komoditi Solok Selatan salah satunya diperlukan beberapa mesin kemasan yang handal, agar semua produk yang sudah jadi dan setengah jadi dapat dijual langsung kemasyarakat dalam bentuk kemasan yang cantik. Kemasan adalah termasuk penentu dalam merebut pasar.
Datuak Attila dengan Kopi Datuak nya, dan kawan-kawan sebagai penggiat kopi Solok Selatan mengatakan bahwa biaya kemasan yang kami buat dipulau jawa sangat tinggi, sehingga jelas menyulitkan kami dalam hal harga di pasaran.
Dalam kesempatan yang sama kami telah mendiskusikannya dengan Sekda Solok Selatan Bapak Yulian Efi menyetujui hal ini dan beliau akan mendiskusikannya dengan kepala dinas perdagangan segera. Kami berharap bahwa sebagian anggaran yang diterima dari APBD dikembalikan peruntukannya kepada dunia usaha, terutama UMKM.
Disamping itu ketua DPRD Solok Selatan Bapak Zigo Rolando, mantan ketua Umum Hipmi Sumbar, sangat memahami kebutuhan-kebutuhan dunia usaha, yang ikut dalam pertemuan tersebut menyatakan setuju untuk membeli mesin kemasan dan selanjutnya bersama-sama dengan pihak eksekutif untuk menyediakan anggaran yang lebih baik dari pada sebelumnya untuk dunia usaha, khusunya UMKM.
Selanjutnya Sam Salam mengatakan bahwa selama ini saya sebagai kelompok perantau hanya memberi saran jarak jauh, melalui medsos dan media komunikasi lainnya, ternyata ini kurang efektif. Yang diperlukan dunsanak-dunsanak ko adalah “AKSI NYATA”. Relis
Discussion about this post