Update data gugus tugas Covid-19 di Kabupaten Solok, Sabtu pagi (16/05/202) kembali berubah. Kali ini ada penambahan satu orang pasien dinyatakan positif dari Nagari Kotobaru.
Juru Bicara (Jubir) Penanganan virus corona (Covid-19) Kabupaten Solok, Syofiar Syam, menyatakan hari ini akan dilakukan tracking terhadap yang melakukan kontak erat dengan BS. Serta melakukan pengambilan sampel swab yang bersentuhan langsung dengan almarhum.
“Hari ini, kita akan melakukan tracking terhadap kontak erat dengan almarhum. Kontak erat memiliki risiko tinggi tertular. Kita juga akan melakukan pengambilan swab sekalian,” tegasnya.
Tambahan satu pasien positif ini, membuat Kabupaten Solok sudah mencatatkan tujuh warganya positif Covid-19. Yakni lima pasien positif asal Nagari Surian, Kecamatan Pantai Cermin dan satu pasien positif asal Nagari Bukik Kanduang, Kecamatan X Koto Diateh. Dari jumlah itu, dua meninggal, satu dirawat di Semen Padang Hospital dan satu orang menjalani isolasi mandiri di rumah.
Terjangkitnya BS, menjadi kekhawatiran tersendiri bagi sebagian masyarakat Kabupaten Solok. Pasalnya, Nagari Kotobaru yang pernah menjadi ibukota Kabupaten Solok sebelum pindah ke Arosuka, merupakan kawasan padat. Dibandingkan dengan 5 pasien positif di Nagari Surian yang termasuk kawasan selatan dan Nagari Bukik Kandung di kawasan utara, Nagari Kotobaru terletak di wilyah tengah, sekaligus wilayah perlintasan antarkota di Sumbar dan Pulau Sumatera. Nagari Kotobaru, juga merupakan nagari dengan penduduk terbanyak di Kabupaten Solok.
“Kita terus melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 di seluruh wilayah Kabupaten Solok. Sesuai dengan program dan kebijakan penanganan Covid-19 dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi,” ungkapnya.
Satu pasien dalam pemeriksaan (PDP) asal Nagari Kotobaru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, berinisial BS (69), dinyatakan positif terjangkit virus corona (Covid-19). Berdasarkan hasil tes swab dari Labor Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK Unand) Padang, Jumat (15/5/2020). BS yang meninggal pada Kamis (14/5/2020), pernah dirawat di RS M Natsir Kota Solok, Semen Padang Hospital (SPH) dan terakhir di RSUD Arosuka, Kabupaten Solok. Sebelumnya, BS pernah menjalani rapid test di RS M Natsir dan SPH, dengan hasil kedua tes, negatif.
Dari catatan RSUD Arosuka, BS masuk ke IGD RSUD Arosuka pada Rabu (13/5/2020) sekira pukul 10.00 WIB, dengan keluhan penyakit paru-paru. BS kemudian dirawat di ruang interne. Karena kondisi terus menurun sepulang dari Semen Padang Hospital, BS direncanakan menjalani tindakan operasi pengeluaran cairan pleura. Pihak RSUD Arosuka menganjurkan dilakukan tindakan isolasi. Namun, pihak keluarga meminta tidak diisolasi, dengan alasan sudah menjalani dua kali rapid test Covid-19 dengan hasil negatif. Sehingga pasien akhirnya dirawat di Ruang Paru Interne.
Pada Kamis pagi (14/5/2020), kondisi pasien drop (menurun). Tindakan nebu yang dilakukan tim medis tidak berhasil. Sekira pukul 08.00 WIB, pasien dinyatakan meninggal. Salah seorang dokter di RSUD Arosuka menganjurkan pengambilan sampel swab. Setelah dilakukan swab, pihak RSUD Arosuka berkeputusan untuk penyelenggaraan jenazah dengan protokol Covid-19. Namun, pihak keluarga menolak.
Dari keterangan keluarga, almarhum dimandikan oleh keluarga mamakai alat pelindung diri (APD) seadanya. Yakni berupa mantel plastik dan hanscoen (sarung tangan). Namun, tidak semua yang memandikan jenazah memakai APD, apalagi APD khusus. Pemakaman almarhum juga tidak dilakukan dengan protokol pemakaman Covid-19.
Discussion about this post