UTUSANINDO.COM,(PADANG)- Disamping, beberapa narasumber yang berasal dari berbagai sektor dari beberapa propinsi di Indonesia, 3 Walikota dari Provinsi Sumatera Barat memaparkan bahwa pariwisata di 3 destinasi tersebut sudah resmi dibuka. Pembukaan destinasi wisata tersebut diharapkan dapat menggerakan ekonomi masyarakat di daerah masing-masing. Pemaparan virtual meeting ini dipimpin oleh Nasirman Aciak dari Kadin Sumatera Barat
Ketiga walikota tersebut; Walikota Padang Bapak Mahyeldi, walikota Bukittinggi Bapak Ramlan dan walikota Pariaman, Bapak Genius sepakat akan melaksanakan protokol kesehatan dan mensosialisasikannya kepada masyarakat untuk mengikutinya, terutama pelaku usaha pariwisata. Disamping itu walikota Padang Bapak Mahyeldi akan mensosialisasikan segera SOP (Standard Operational Procedure) kesehatan dalam bentuk Perwako (Peraturan Walikota Padang). Kerjasama dan bantuan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Propinsi Sumatera Barat sebagai advisor dan juga motivator pelaku dunia usaha diperlukan untuk bersama-sama dengan pemerintah dalam menggerakan ekonomi pelaku usaha. Peran Kadin sangat dibutuhkan untuk hal ini.
Sam Salam – sebagai desainer Virtual Meeting ini menambahkan bahwa protokol kesehatan ini memerlukan kedisiplinan semua stakeholder tanpa kecuali. Kenyamanan dan keamanan wisatawan harus mendapat jaminan dari masing-masing destinasi. Disamping disiplin, peningkatan pelayanan berbasis kesehatan adalah hal yang tidak mudah dan perlu adaptasi terlebih dahulu. Menjaga “nama baik” destinasi harus konsisten agar peningkatan kunjungan lebih banyak lagi.
Usaha pemerintah provinsi Sumatera Barat menerapkan Swab/PCR test bagi para wisatawan di Bandara International Minangkabau (BIM), sehingga semua wisatawan bersih (green wisatawan) dari Covid19, diharapkan akan dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan ke destinasi yang ada di Sumatera Barat.
Menurut Sam Salam “green wisatawan” belum menjamin meningkatkan “trust” (kepercayaan) wisatawan, kalau seandainya destinasi dan atau lokasi yang akan dikunjungi “tidak green” (tidak bersih) atau “zona merah” Covid19. Yang lebih baik adalah bahwa “green destinasi” (zona hijau) untuk “green wisatawan”. Kalau “green wisatawan” disuguhkan ke “Zona Merah” hal ini akan mempengaruhi kepercayaan wisatawan.
Memang tidak mudah dilapangan menerapkan peningkatan “trust” (kepercayaan) wisatawan, namun kita selalu optimis bahwa kerterlibatan banyak pihak dan bersama-sama memikirkan dunia usaha pariwisata ini, jelas akan membantu peningkatan wisatawan ke Sumatera barat. Kumpulan pelaku dunia usaha (Kadin) membutuhkan kerjasama denagn pembuat kebijakan (pemerintah), sebaliknya pembuat kebijakan (pemerintah) jelas tidak akan lancar kalau tidak melibatkan pelakunya (Anggota Kadin). Diharapkan kerjasama Kadin dengan pemerintah dapat ditingkatkan, karena “pemain” pariwisata yang lebih tahu tantangan dan masalah yang dihadapi di lapangan.
Wisatawan dari Luar Negeri yang jauh dari Indonesia seperti Eropah, china dan lainnya, tentu belum bisa kita harapkan, karena harus memakai masker 10 sampai 15 jam. Bayangkan 15 jam pakai masker di pesawat. Bisa saja “sakit” menghirup “nafas” sendiri.(relis)
Discussion about this post