UtusanIndo.com,(Padang) – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, Khusus untuk kabupaten Kepulauan Mentawai, BNPB akan memberikan bantuan radio komunikasi berupa telepon satelit kepada camat-camat yang ada. Sehingga, komunikasi dapat dioptimalkan.
“Pemberian telepon satelit, di setiap kecamatan yang rawan untuk backup sistem komunikasi. Telkom akan dibantu oleh TNI untuk memperkuat jaringan komunikasi, penggunaan komob ( komunikasi mobile) dengan pengawasan yang ketat dan ada komitmen untuk pemeliharaan, genset, backup untuk listrik, PLN dan PDAM, atau solar cell untuk komunikasi yang selalu siap, dan fasilitator untuk pelatihan,” ujar Letjen TNI Doni Monardo, di depan peserta Rakor Mitigasi dan Penanggulangan Bencana Gempa dan Tsunami di Padang, Sumatera Barat, Rabu 6 Februari 2019.
Menurut Doni Munardo, kepada seluruh masyarakat yang tinggal di zona rawan gempa dan tsunami untuk segera mencari tempat yang aman, tiga menit pertama setelah terjadinya gempa dengan intensitas tinggi. Hal ini, agar dapat meminimalisir dampak korban jiwa yang timbul.
“Jika 30 detik gempa dengan intensitas tinggi, maka tiga menit pertama, segeralah mencari tempat aman. Jangan tunggu alarm atau sirine berbunyi. Lari ke tempat tinggi. Dari sekaranglah, kita siapkan segala sesuatunya. Kalau ada pohon besar juga jangan ditebang, karena sewaktu-waktu bisa digunakan,” kata Doni
Menurut Doni, apa yang dihadapi saat ini (gempa dan tsunami), bukan lah perkara tiba-tiba terjadi. “Semua merupakan tanda-tanda alam. Megathrust Mentawai, diketahui sudah mulai melepaskan energinya. Maka dari itu, seluruh komponen haruslah saling melengkapi, saling bantu membantu. Dan, tentunya, tidak perlu khawatir secara berlebihan. Waspada iya,” ujarnya.
“Belajarlah dari alam. Bencana alam itu dari alam, jika kita siap, peristiwa alam tidak akan menjadi bencana alam. Kita juga harus memperhatikan beberapa hal yang bisa membantu atau mengurangi risiko bencana, seperti infrastruktur, bandara, dan bangunan tepi pantai yang bisa digunakan untuk shelter,” ujar Doni.
Selain itu, Doni juga menegaskan, seluruh Kabupaten dan Kota yang ada di Indonesia, harus memperhitungkan benar IMB, sesuai daerah masing-masing. Kota padang contohnya, berdasarkan data yang ada, Padang merupakan daerah dataran rendah. Ketinggian permukaan daratan Kota Padang ini, kurang dari 10 meter. Sehingga. Kalau ada gelombang lebih dari 10 meter, maka bisa menghantam area dengan radius 2,5 kilometer dari bibir pantai.
“Nah, ini harus diperhatikan. Harus ada pemasangan tanda-tanda zona bahaya. Sehingga, masyarakat pun lebih siap. Rute evakuasi, harus diketahui. Mau siang mau malam juga harus kelihatan, apalagi kalau sampai lampu mati pas kejadian. Lakukan simulasi malam hari. Saya yakin, di sini pernah lakukan simulasi malam hari,” kata Doni.(PTP)
Discussion about this post