UtusanIndo.com,(Jakarta) –
Kementerian Perindustrian dan Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI) memperkenalkan teknologi komputasi awan (cloud computing) kepada pelaku industri kecil dan menengah (IKM). Upaya strategis ini bertujuan untuk menyiapkan pelaku IKM nasional dalam memasuki era revolusi industri 4.0.
“Teknologi baru yang muncul bersamaan dengan datangnya era revolusi industri 4.0, salah satunya adalah cloud computing,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ketika membuka secara resmi seminar Making Indonesia 4.0 dengan tema “Menyiapkan Industri Indonesia di Era Industri 4.0” di Jakarta, Rabu (24/10).
Menurut Menperin, revolusi industri 4.0 merupakan era terjadinya konektivitas secara nyata antara manusia, mesin, dan data. Bahkan, era ini telah mulai memasuki lini kehidupan masyarakat melalui teknologi-teknologi baru seperti komputasi awan yang sehari-hari telah digunakan oleh masyarakat.
“Penggunaan cloud computing dalam kehidupan sehari-hari seperti google drive, dropbox, dan office 365 akan perlahan menggantikan teknologi lama yang menyimpan dokumen pada hard drive,” tuturnya. Teknologi komputasi awan ini memungkinkan pengguna mengakses sumber daya komputasi dari mana saja, kapan saja dengan biaya yang terjangkau dan hanya membayar sesuai penggunaan.
“Teknologi cloud computing akan menyokong layanan lain seperti big data analysis, internet of things, artificial intelligence, machine learning, dan blockchain. Oleh karena itu, teknologi komputasi awan merupakan salah satu infrastruktur digital yang penting dalam mendukung implementasi industri 4.0.
Airlangga meyakini, upaya mengadopsi teknologi digital memberikan peluang untuk merevitalisasi sektor manufaktur Indonesia dan menjadi salah satu cara mempercepat pencapaian visi Indonesia menjadi 10 ekonomi terbesar dunia pada tahun 2030 sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.
“Jadi, kami ingin industri nasional termasuk IKM dapat mengenal teknologi komputasi awan ini dan mengambil manfaatnya untuk mendorong mereka melakukan transformasi digital,” ujarnya. Apalagi, sejumlah perusahaan rintisan (startup) di dalam negeri, yang menawarkan produk Internet as a Services(IaaS) seperti Gojek, Traveloka, dan Tokopedia telah menggunakan cloud computing guna meningkatkan efisiensi di bidang informasi teknologi.
Berdasarkan studi McKinsey, penerapan industri 4.0 dapat menambah total pasar ekonomi digital nasional hingga USD200 miliar di tahun 2030. Selain itu, juga mendongkrak pertumbuhan ekonomi sekitar 1-2 persen. Bahkan, teknologi digital dapat pula memberi sumbangsih sebesar USD3 triliun untuk pasar ekonomi global pada 2030. Itu setara dengan 16 persen lebih tinggi dari total produk domestik bruto (PDB) sedunia pada saat ini.
Ketua Umum AACI Alex Budiyanto menyampaikan, melalui penyelenggaraan seminar ini, pihaknya ingin memberikan edukasi mengenai teknologi komputasi awan dan perannya sebagai infrastruktur digital yang utama di era industri 4.0. “Kami siap bersama pemerintah mendukung Making Indonesia 4.0 melalui penerapan teknologi cloud computingdan juga pengembangan sumber daya manusia untuk menguasai teknologi ini,” jelasnya.
Seminar sehari ini, diikuti sebanyak 300 perserta yang meliputi para pelaku industri baik skala kecil, menengah, dan besar, aparatur pemerintah, serta masyarakat umum. Adapun narasumber yang hadir, di antaranya dari Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas), Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS), serta anggota ACCI seperti Lintasarta, Datacomm, Microsoft Indonesia, Telkomtelstra, DesktopIP, Zettagrid, dan Trend Micro.
Sementara itu, Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih mengemukakan, beberapa program telah digulirkan untuk mendorong IKM nasional melakukan transformasi digital menuju era revolusi industri 4.0. “Selain menggelar seminar ini, sebelumnya kami meluncurkan kompetisi Making Indonesia 4.0 Startup untuk menumbuhkan inovasi startup berbasis teknologi industri 4.0 dalam upaya mengatasi permasalahan dunia industri saat ini,” ucapnya.
Pendaftaran kompetisi tersebut masih dibuka sampai tanggal 20 November 2018. Untuk informasi lebih lanjut, dapat diakses melalui laman www.i4startup.id. “Ada lagi, kami punya program e-Smart IKM untuk memudahkan akses pemasaran digital serta platform pembelajaran digital IKM, yang kami siapkan agar mereka tidak ketinggalan dalam penguasaan teknologi digital,” imbuhnya.
Produksi jok mobil
Pada kesempatan berbeda, Gati mengatakan, pihaknya berupaya mengangkat potensi sumber daya alam (SDA) di Kabupaten Halmahera Barat,Maluku Utara. Salah satunya adalah mendorong pelaku IKM meningkatkan nilai tambah buah kelapa, dengan memanfaatkan sabut kelapa yang diolah untuk mendukung kebutuhan produksi jok mobil.
“Tanaman kelapa merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sangat potensial dan tumbuh di hampir seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Halmahera Barat,” jelasnya. Potensi produksi kelapa di Kab. Halmahera Barat cukup tinggi. Data BPS menunjukkan areal perkebungan kelapa di Kab. Halmahera Barat pada 2015 seluas 32.671 hektare dengan produksi buah kelapa sebanyak 35.259 Ton.
Menurut Gati, hampir seluruh bagian dari pohon kelapa dapat dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, mulai dari akar di dalam tanah hingga daun dan buah yang ada di pucuk pohon. “Untuk itu, Kemenperin fokus melaksanakan program hilirisasi industri berbasis SDA untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku lokal melalui diversifikasi produk,” tuturnya.
Di beberapa negara maju, sabut kelapa merupakan bahan baku pembuat jok mobil. Pengolahan serat ini dilakukan melalui tiga tahap kegiatan, yaitu perendaman, pelunakan, dan penyeratan.Industri otomotif terkemuka di dunia, misalnya Mercedes Benz, memanfaatkan sabut kelapa untuk isi jok mobilnya. Kelebihan sabut kelapa sebagai pengisi jok mobil,antara lain mempunyai daya lentur yang sangat baik, tahan lama, tidak berbau, dan mempunyai tingkat pencemaran yang sangat rendah (biodegradability).
”Apalagi, sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0, pemerintah sedang memprioritaskan pengembangan industri otomotif agar siap memasuki era revolusi industri keempat. Di samping itu, industri otomotif di Indonesia semakin tumbuh,” papar Gati.
Oleh karena itu, Kemenperin mendorong IKM dapat berperan menyokong daya saing industri otomotif nasional agar lebih kompetitif di kancah global. Hal ini dinilai dapat memperkuat struktur manufaktur dan menumbuhkan populasi industri.
”Program strategis yang kami lakukan untuk meningkatkan nilai tambah kelapa ini, selain mendorong produksi jok mobil, antara lain pelaksanaan bimbingan teknis produksi pembuatan virgin oil coconut, kerajinan, dan pemarut kelapa,” sebut Gati.
Kegiatan itu digelar selama lima hari, tanggal 22 – 26 Oktober 2018 di Halmahera Barat, dengan diikuti sebanyak 20 orang peserta. Selain pelaksanaan bimbingan teknis produksi dan kewirausahaan, pada kesempatan itu, Ditjen IKM Kemenperin juga memberikan bantuan mesin dan peralatan untuk meningkatkan produktivitas pengolahan kelapa.
Discussion about this post