UtusanIndo.com,(Padang) – Syaherman,Seorang Petani, Mengatakan, Matinya hulu sungai serta tidak adanya jaringan irigasi menyebabkan kesulitan mengaliri lahan pertanian bagi petani di Tabek Batu, Kelurahan Air Pacah,Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatera Barat.
“Kita petani padi saat ini memasuki musim tanam, Namun para petani mengeluh, Karena kekurangan air irigasi untuk persawahan”, Ujar Syaherman, di Tabek Batu, Senin,(2/7/2018).
Menurut, Syaherman, Petani berupaya secara alternatif lain yang digunakannya dengan menyedot air di anak air kecil,Akan tetapi cara menyedot air akan menyebabkan biaya lebih besar dan hanya bisa bertahan mengenagi selama dua hari.
“Kita mau berbuat apalagi, demi untuk melanjutkan musim tanam ini,Dari pada tidak ditanami dan diairi itu akan lebih merugi lagi, Biasanya cara mengairi lahan sawah miliknya hanya menunggu hujan dari langit kemudian mengolah lahan tersebut agar bisa ditanami,” katanya
Dia menyebutkan, untuk mengairi lahan sawahnya seluas 0.5 ha dia harus menyedot air bendungan dengan mengabiskan 10 liter bahan bakar selang dua hari masa pengenangan.
“Dirinya melakukan penyedotan air sampai memasuki periode produktif.Untuk diketahui, Padi yang ditanami di lahan miliknya dengan tanaman padi varietas IR 42”,Ujarnya.
Kemudian, Syaherman, mengharapkan kepada pemerintah untuk dapat membuatkan saluran irigasi, bantu pompa air, pupuk, benih dan pestisida.
“Kita para petani sanagt mengaharapakan bantuan yang diberikan akan lebih membuat pertanian kedepanya lebih berkembang lagi dan mengurangi kesulitan yang dihadapi selama ini,” katanya.(Lena)
Discussion about this post