UtusanIndo.com, (Jakarta)- Anak usaha Pelindo II, PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) menawarkan sebanyak-banyaknya 561.101.600 saham atau sebesar 30% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan, melalui Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO).
IKT yang dikenal juga sebagai IPC Car Terminal menunjuk dua Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Underwriters/JLU), yaitu PT Bahana Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. Sedangkan RHB bertindak sebagai Agen Penjual Internasional (International Selling Agent).
“Sesuai rencana, penawaran awal (bookbuilding) berlangsung pada 24 Mei 2018 hingga 22 Juni 2018. Penetapan harga IPO diharapkan pada 25 Juni 2018, sedangkan pencatatan perdana saham (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 10 Juli 2018,” ujar Direktur Utama IKT, Chiefy Adi di Jakarta, Minggu (27/5).
IKT akan mengalokasikan 50% dana hasil IPO untuk belanja modal (capital expenditure/capex), 25% untuk perpanjangan sewa lahan, dan sisanya untuk modal kerja.
IKT adalah perusahaan yang mengelola terminal yang secara khusus diusahakan secara komersial untuk memberikan jasa pelayanan terminal kendaraan. Adapun pelayanan jasanya meliputi Stevedoring, Cargodoring, Receiving, dan Delivery. Selain itu juga melayani pelayanan jasa lainnya, yaitu Vehicle Processing Center (VPC) dan Equipment Processing Center (EPC).
IKT didirikan sebagai entitas bisnis tersendiri pada 5 November 2012 dengan persentase kepemilikan saham PT Pelindo II (Persero) sebesar 99% dan PT Multi Terminal Indonesia sebesar 1%.
Sebelum menjadi entitas bisnis tersendiri, IKT hanya sebuah strategic business unit yang bernama Tanjung Priok Car Terminal (TPT), yang pengelolaannya di bawah Kantor Pusat dan beroperasi sejak Juni 2007.
IKT menyediakan terminal yang disiapkan tak hanya untuk mobil, melainkan alat berat, truk, bus, dan suku cadang. Perseroan mengelola lahan seluas 31 hektare dengan kapasitas 700.000 unit kendaraan per tahun.
“Sesuai rencana, pada 2022, IKT menargetkan lahan seluas 89,5 hektare dengan kapasitas 2,1 juta kendaraan. Dengan demikian, perseroan diproyeksikan menjadi pengelola terminal mobil terbesar ke-5 di dunia,” jelasnya.
Sebagai informasi, pada 2017, IKT membukukan pendapatan sebesar Rp 422,1 milyar, meningkat dibandingkan 2016 yang sebesar Rp 314,3 milyar. EBITDA naik menjadi Rp 175,4 milyar dari Rp 133,4 milyar. Laba kotor naik menjadi Rp 208,6 milyar dari Rp 164,5 milyar, dan laba bersih melonjak menjadi Rp 130,1 milyar dari Rp 98,4 milyar.
Adapun nilai aset per akhir 2017 mencapai Rp 336,3 milyar, meningkat dibandingkan 2016 yang sebesar Rp 264,9 milyar. Liabilitas naik menjadi Rp 99,2 milyr dari Rp 79,3 milyar dan ekuitas meningkat menjadi Rp 237 milyar dari Rp 185,6 milyar. Sementara itu, current ratio sebesar 3,3 kali, naik dari 2,4 kali. (Gatr/yulia)
Discussion about this post