UtusanIndo.com,(BANDUNG) – Kepala Bidang Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PTK) Dinas Pendidikan Kota Bandung, Cucu Saputra mengatakan pihaknya melaksanakan kegiatan dengan tujuan mengapresiasi pendidik dan tenaga kependidikan.
Budaya menghargai atau apresiasi terhadap capaian keberhasilan saat ini dinilai mulai hilang. Bahkan, bagi kalangan pendidik dan tenaga kependidikan mereka yang menuai prestasi tapi hanya sedikit mendapat apresiasi.
’’ Ini untuk memberikan ruang bagi para guru atau pendidik dan tenaga kependidikan yang telah melakukan praktik-praktik yang dinilai baik di setiap sekolah,’’ jelas Cucu ketika ditemui kemarin (18/4)
Cucu mengatakan, apresiasi diberikan kepada guru, kepala sekolah, pengawas pendidikan dan juga tenaga administrasi agar menjadi penhargaaan ini dapat diketahui publik. Sekaligus menjadi contoh dan motivasi bagi yang lainnya.
“Sehingga setiap guru dan tenaga kependidikan lainnya bisa mengetahui bagaimana inovasi dan kreativitas yang dilakukan sekolah lain,” kata Cucu.
Dia menjelaskan, apresiasi tersebut diberikan dari berbagai jenjang pendidikan, yakni Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) formal dan non formal, pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) dan juga Sekolah Dasar (SD) serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di Kota Bandung.
Selain itu, bentuk apresiasi terhadap para pendidik tersebut juga dikarenakan banyaknya informasi atau berita yang muncul ke permukaan hanya berupa reputasi atau perilaku guru yang dinilai tidak baik.
Untuk itu, pihaknya berupaya menginventarisir pemberitaan tersebut karena masih banyak guru-guru yang memiliki praktik baik dan harus diberi ruang dalam dunia pendidikan.
“Nanti Insya Allah akan kami publikasikan berbagai karya itu menjadi sebuah karya akademik,” kata dia.
Cucu memaparkan, ada beberapa aspek yang menjadi kriteria penilaian Dinas Pendidikan Kota Bandung dalam memberikan apresiasi terhadap pendidik dan tenaga kependidikan yang berprestasi.
Aspek pertama adalah, integritas atau guru memiliki karakter baik secara moral maupun kinerja. Selain itu, aspek kompetensi guru, yakni pedagogis, profesionalisme, sosial dan kepribadian.
Menurutnya, Aspek-aspek tersebut menjadi bahan penilaian dibungkus dalam satu wadah program 4K atau Kritis, Kreatif, Komunikatif dan Kolaboratif.
Kritis adalah, bagaimana guru mampu menyikapi perkembangan yang terjadi dengan positif. Sementara Kreatif adalah, di mana guru mampu mencipta inovasi-inovasi dalam pembelajaran.
Kemudian, ada juga Komunikatif atau guru harus mampu berkomunikasi secara baik dengan peserta didik dalam memberikan pembelajaran.
Selain itu, guru harus meraih dukungan dari berbagai entitas. Sebab, jika tidak mendapat dukungan dari entitas karena perilakunya dinilai buruk, maka guru tersebut tidak bisa bekerjasama.
“Ada juga literasi atau kemampuan untuk update tentang berbagai ilmu pengetahuan yang kekinian dan menjadi guru yang berwawasan, banyak membaca, kaya dengan ilmu, kaya dengan pengetahuan,” pungkas Cucu (mg1/yan)
Discussion about this post