UtusanIndo.com,(Padang) – Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit, mengajak masyarakat menjaga air, Karena air merupakan sumber kehidupan untuk seluruh penghuni di muka bumi ini. Agar masyarakat semua peduli dengan lingkungan.
“Kita menjaga untuk kehidupan, untuk itu saya mengajak kita semua bagaimana seluruh masyarakat menjaga sumber-sumber air agar tidak tercemar,” ujar Nasrul Abit saat menghadiri acara memperingati Hari Air Dunia yang ke-26, di kantor Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V, Jalan Khatib Sulaiman Padang, Kamis, (22/3/2018).
Menurut Nasrul Abit, kini ada teknologi baru yang sangat sederhana yaitu Biopori. “Kalau terjadi banjir di depan rumah-rumah kita digali dengan lebar 15 cm, dan digali 1 meter nanti di beri serbuk didalamnya kemudian air itu bisa menyerap disitu, sehingga dia bisa menangkal banjir dan juga menahan permukaan air,” ujar Nasrul Abit sembari menambahkan saya minta seluruh masyarakat Sumatera Barat supaya menjaga kondisi air, sehingga tidak kekeringan.
Senada dengan Wakil Gubernur Sumatera Barat, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V menyampaikan, kalau saat ini kondisi masih cukup menampung baik debit banjir maupun ketika menampung di kala kemarau.
Kemudian dengan izin Pjs Walikota Padang, pihaknya akan melubangi Biopori sepanjang jalur hijau di sepanjang jalan Khatib Sulaiman. “Sementara untuk memasyarakatkan agar masyarakat mengerti dan dipraktekan terkait untuk menyimpan air ini melalui lubang Biopori,” katanya.
Manfaat yang bisa dinikmati, kata Kepala Balai V, dapat menampung air hujan kalau di sepanjang jalan Khatib Sulaiman ini bila diketahui dikala hujan 2-3 jam akan banjir. “Air itu akan kita tampung sehingga air yang keluar ke laut bisa sedikit, akan kita manfaatkan dikala kemarau sumur-sumur warga dan masyarakat tidak akan kekurangan air kalau semua biopori ini sudah memasyarakat di Sumatera Barat,” ujar Kepala BWS.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V juga menyampaikan panjang dan kedalaman biopori, 1 meter digali dan lebarnya 10-15 cm. “Kemudian kita isi berupa daun-daun, sampah-sampah, kita berharap sampai 25 persen kalau memang biopori ini bisa maksimal di laksanakan di seluruh Sumatera Barat,” tambahnya.
Balai Wilayah Sungai Sumatera V, mendapat bantuan dari Jepang sebesar Rp 140 milyar untuk menangani Batang Kandis dan Kasang.
“Kami sudah mendapatkan izin lokasi dari gubernur untuk pembebasan tanah sekitar 5 hektar untuk kebutuhan penanganan penanggulangan banjir,” ujarnya sembari menambahkan pertengahan tahun ini akan dimulai lelang dan loundgrimen belum ditandatangani dan diharapkan Juni ditandatangani dan sudah bisa mulai lelang, mudah-mudahan di akhir tahun sudah terkontrak dan pelaksanaanya di awal tahun 2019 dan target 2 tahun . (bso)
Discussion about this post