UTUSANINDO.COM(JAKARTA) – Ekonom Senior Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra menyatakan prediksi tersebut dan menilai hal itu membuat pemerintah harus kembali melihat kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018. Anggaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) pemerintah diperkirakan meningkat sekitar Rp30 triliun pada tahun ini lantaran terdampak tren kenaikan harga minyak mentah dunia.
“Kami memprediksi beban subsidi akan meningkat sejumlah Rp30 triliun dengan asumsi bahwa harga minyak bertahan pada tingkat atas seperti ini dan biaya subsidi sepenuhnya diserap oleh anggaran,” ujar Aldian, Senin (22/1).
Kendati berpotensi membengkakkan anggaran subsidi, Aldian melihat, sebaiknya pemerintah tak serta merta mengerek harga BBM subsidi. Sebab, perlu dipertimbangkan dampaknya pada inflasi dan daya beli masyarakat.
“Caranya mungkin tidak dengan menaikkan harga BBM subsidi, tapi melakukan penyesuaian pada harga BBM non subsidi, seperti Pertamax dan Pertalite,” katanya.
Selain memberi dampak pada bengkaknya anggaran subsidi energi, Aldian melihat, kenaikan harga minyak dunia juga akan memperlebar defisit anggaran, yaitu menyentuh 2,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Perkirakan itu lebih tinggi dibandingkan asumsi pemerintah yang menargetkan defisit anggaran hanya parkir di kisaran 2,2 persen dari PDB pada tahun ini atau lebih kecil dibandingkan realisasi sementara defisit pada 2017 sebesar 2,46 persen dari PDB.
Bersamaan dengan proyeksi ini, Aldian melihat, pemerintah harus benar-benar bisa mengoptimalkan pos penerimaan pajak. Sentimen pertukaran informasi data nasabah secara otomatis (Automatic Exchange of Information/AEoI) dilihatnya bisa menjadi momentum meningkatkan pajak pemerintah.
“Dengan reformasi perpajakan dan AEoI, ini akan memberikan lebih banyak amunisi untuk pemerintah menarik pajak,” imbuhnya.
Sementara ia memperkirakan, harga minyak mentah dunia secara rata-rata akan berada di kisaran US$61 per barel pada tahun ini.
Berdasarkan harga minyak mentah di pasar global, harga minyak mentah Brent berada di kisaran US$68,61 per barel pada akhir pekan lalu. Begitu pula dengan harga minyak mentah AS West Texas Intermediaries (WTI) yang berada di kisaran US$63,37 per barel. (gir/CCNIndonesia)
Discussion about this post