UTUSANINDO.COM,(PAINAN) – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel, Pri Nurdin mengatakan Sebagai daerah rawan bencana, pengetahuan masyarakat terhadap ancaman dan potensi yang akan terjadi terkait dengan kebencanaan perlu terus ditingkatkan.Upaya itu bertujuan agar dampak yang ditimbulkan dari bencana yang dikuatirkan, bisa diminimalisir, terutama sekali gempa yang disertai tsunami.
“Sebagai daerah yang memiliki tingkat kerawanan bencana tinggi terutama gempa yang disertai tsunami, maka kegiatan simulasi di kawasan atau kampung siaga bencana perlu mendapat perhatian serius. Langkah ini bertujuan agar dampak korban atas ancaman bencana yang terjadi sebagai mana dikuatirkan, bisa diminimalisir. Sebab di daerah ini, 30 penduduknya berada pada zona merah tsunami,” katanya, di Painan, Jumat (15/12).
Dijelaskanya bahwa kegiatan sosialisasi dan simulasi kesiagaan terhadap bencana, merupakan salah satu langkah strategis yang harus dilakukan dalam menyikapi resiko.
” Sebab melalui upaya ini, semua pihak memiliki kesiapan terhadap apa pun bentuk potensi bencana yang akan terjadi,” tambah Pri Nurdin lagi
Lebih jauh dikatakan bahwa kompleksitas masalah yang diakibatkan oleh bencana, tidak bisa dipandang hanya pada satu sektor tertentu saja. Tapi perlu melibatkan banyak sektor.
Dikatakan demikian, karena semua sektor memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing dalam mendukung upaya penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Termasuk juga dukungan dari masyarakat, swasta, lembaga non pemerintah, perguruan tinggi, media massa dan unsur lainnya.
Terkait dengan posisi georgrafis , sebagian besar wilayah Pessel masuk pada zona merah bencana, terutama gempa yang diserta tsunami. Bahkan jumlahnya mencapai 30 persen dari total penduduk Pessel yang saat ini telah mencapai 564 ribu jiwa.
Dikatakan rawan dan berada di zona merah, karena mereka yang mencapai 30 persen itu berdomisili dalam radius 0-3 kilometer dari bibir pantai.
” Pada radius itu, setidaknya Pessel masih membutuhkan 60 unit shelter. Sebab di beberapa kawasan atau pemukiman masyarakat, ada yang tidak memiliki ketinggian atau perbukitan. Ini terlihat di sepanjang ruas jalan melintasi bibir pantai di Kecamatan Batangkapas, Sutera, Lengayang dan Sebagian Kecamatan Ranahpesisir, dan Linggo Sari Baganti,” tutupnya.(rell/andi)
Discussion about this post