UTUSANINDO.COM,(PADANG) – Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit, mengatakan, Dengan banyaknya informasi yang beredar di media saat ini, Tidak semua bisa mengontrol informasi tersebut, terlebih sekarang menurut catatan Dewan Pers sudah ada 43.000 Media Siber yang setengah nya masih abal-abal, Sehingga perbedaan antara berita Hoax dan dan fakta menjadi campur aduk, dan terjadilah Siber Crime.
“Kita sangat menyambut baik kehadiran SMSI Sumbar, Karena akan memberikan pemberitaan secara positif dan objektif.Jangan jadi Siber Crime! Karena akan berbahaya dan ini suatu hal yang tidak boleh dilakukan,” Ujar Nasrul Abit, dalam sambutan acara Pelantikan SMSI dan Seminar Nasional di Hotel Pangeran, (23/11).
Diharapkan, Nasrul Abit, kepada SMSI (Serikat Media Siber Indonesia), bisa bertangungjawab dalam penyajian atau pemberitaan yang di share kepada orang lain, dan memberikan informasi yang mencerdaskan kepada masyarakat. “Kita tidak terjebak didalamnya, dan Siber ini digunakan ke dalam hal yang positif”, Ujarnya
“Sekarang untuk media cetak pun bisa terancam dengan adanya Siber ini, karena setiap saat semua orang gencar mengakses berita, dan dengan Siber ini semua berita bisa diakses dengan cepat dan mudah” ungkap Nasrul Abit.
Sementara itu, Ketua Umum SMSI Pusat Teguh Santosa, menceritakan hasil pertemuannya dengan organisasi media sedunia di Seoul, Korea Selatan. Di pertemuan itu, terangnya, ada tiga poin penting yang dibahas yakni bergesernya platform media dari konvensional (kertas) ke siber. “Ada kegagapan dari pelaku usaha media dari pergeseran platform ini,” ungkap Teguh.
Selain itu, pertemuan itu juga merumuskan, bahwa inovasi jadi kata kunci keberlangsungan hidup media di erah teknologi informasi. “Efek yang ditimbulkan Siber Crime, terjadinya penurunan kepercayaan publik terhadap karya jurnalistik, Fenomena penurunan kepercayaan publik ini terjadi di dunia, tak hanya di Indonesia,” terang Teguh santosa
Dijelaskannya, Karya jurnalistik yang dikerjakan dengan standar etika dan disiplin ketat lainnya, ternyata tidak lagi dipercaya publik di tengah gempuran berita hoax yang tersebar secara massif melalui platform media sosial,” tambahnya. (Dby/suri)
Discussion about this post