UtusanIndo.com, PADANG–Sekitar 20 orang relawan Mahyeldi-Vasko mendatangi Posko Pemenangan Epyardi Asda-Ekos Albar di Lolong Belanti, Padang, Selasa (24/9/2024). Mereka menyatakan dukungan kepada Epyardi-Ekos karena merasa ditelantarkan oleh oknum tim Mahyeldi-Vasko setelah pengundian nomor urut peserta Pilkada Sumbar di Hotel Pangeran Beach, Senin (23/9/2024).
Dua puluh orang relawan tersebut merupakan anggota Progan (Pro Gerakan Nasional), organisasi masyarakat. Ketua DPP Progan, Fitra Yedi, mengatakan bahwa 20 orang tersebut merupakan sebagian dari 46 orang anggotanya yang telantar di Hotel Pangeran.
“Saya diundang untuk menghadiri kegiatan pengundian nomor urut calon gubernur dan wakil gubernur. Saya disuruh membawa massa sebanyak 30 orang dari Bungus Teluk Kabung. Sebagai ketua organisasi, saya punya DPW Padang. Ketua DPW saya dari Lubeg dan Padang Utara juga membawa massanya. Total massa kami 78 orang dari tiga kecamatan,” kata Fitra.
Fitra menceritakan bahwa di hotel, massanya disuruh untuk bersorak-sorak menyatakan dukungan kepada Mahyeldi-Vasko, tetapi air minum terlambat datang. Karena itu, ia meminta anggotanya untuk berhenti bersorak sebelum diberi air. Setelah itu, barulah massanya diberi air.
Tidak sampai di situ, kata Fitra, setelah acara selesai, ketika pembagian nasi, 46 orang dari 78 orang massanya tidak mendapatkan nasi. Sebagian orang bahkan pusing karena belum makan. Akibatnya, Fitra diprotes massa yang belum mendapatkan makanan karena ia yang membawa massa tersebut.
Fitra melanjutkan ceritanya bahwa massanya juga tidak mendapatkan uang transportasi untuk pulang. Padahal, massa tersebut ada yang datang dengan sepeda motor dan mobil angkutan umum.
“Mereka tidak tahu bagaimana akan pulang karena tidak punya ongkos bagi yang pulang dengan mobil dan tidak punya bensin bagi yang pulang dengan motor,” ucapnya.
Dalam kondisi telantar seperti itu, kata Fitra, mereka diberi uang untuk pulang oleh Ade Edward, anggota tim pemenangan Epyardi-Ekos. Ade mengatakan bahwa ia membantu mereka karena kasihan melihat orang telantar.
“Karena saya dan massa saya diperlakukan seperti itu, saya menyatakan pindah dukungan. Saya mendukung Pak Epyardi-Ekos bukan karena Mahyeldi tidak baik. Kedua pasang calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar merupakan putra-putra terbaik Sumbar. Koordinator-koordinatornya di lapangan yang tidak bagus. Padahal, kata Fitra, kalau Pak Mahyeldi terpilih, koordinator-koordinatornya di lapangan yang akan menjalankan program-programnya. Saya tidak percaya program-program tersebut berjalan dengan baik kalau perilaku koordinatornya seperti itu,” tuturnya.
Fitra mengatakan bahwa ia merupakan relawan Mahyeldi sejak Mahyeldi maju di Pilkada Padang bersama Fauzi Bahar. Sejak menjadi relawan Mahyeldi, ia hanya punya satu permintaan, yaitu dibuatkan jalan menuju objek wisata agrowisata di Bungus Barat.
“Saya Ketua Kelompok Sadar Wisata Puti Bungsu. Kami mengelola objek wisata agrowisata di Bukit Mintanak, Kayu Aro, Tanah Sirah, Bungus Barat. Yang ditawarkan objek wisata itu ialah menikmati buah durian sambil menikmati pemandangan Solok dan Padang dari atas bukti. Masalahnya, Jalannya menuju ke sana hanya jalan setapak sepanjang 2 KM,” tuturnya.
Fitra dulu meminta jalan kepada orang Mahyeldi untuk mengembangkan jalan menuju objek wisata itu. Menurutnya, Jika dibuatkan jalan dengan ekskavator, mungkin pembuatan jalan itu selesai dua atau tiga hari sehingga bisa dilalui dengan motor dan mobil sebab medannya landai.
“Tapi, sampai sekarang permintaan itu tidak dipenuhi, padahal saya mendukung Buya Mahyeldi tiap pilkada. Pada pilkada kali ini saya niatkan terakhir kali mendukung Buya Mahyeldi jika permintaan itu tidak juga dipenuhi. Ternyata kini oknum timnya menelantarkan kami di Hotel Pangeran,” ujarnya. Relis
Discussion about this post