UtusanIndo.com, Padang – TEMBANG milik grup band lawas Gong 2000 berjudul “Bus Kota” sayup-sayup terdengar dari sebuah bus besar berkelir biru. Kebetulan bus itu berhenti di lampu merah, perempatan jalan Sudirman, Padang. Liriknya mengingatkan betapa digandrunginya moda transportasi bus kota saat itu.
Padang pernah berada di fase itu. Sekitar tahun 1990-an, Bus Kota menjadi angkutan yang paling diserbu warga. Selain dapat mengangkut banyak penumpang dan ongkosnya terjangkau, bus kota juga menjadi kendaraan yang memiliki sound system’ terbaik saat itu. Musiknya berdentam hebat, sampai ke jantung. Tak heran banyak anak sekolah yang mau bergelantungan di pintu masuk bus.
Bus Kota adalah cerminan transportasi massal di Padang pada masanya. Tapi itu dulu. Kini bus kota tak dijumpai lagi di jalanan kota. Semuanya sudah uzur dan dikandangkan pemiliknya. Bus massal itu kini telah berganti dengan Trans Padang. Moda transportasi teranyar yang melintasi panasnya aspal di Kota Padang.
Trans Padang mulai beroperasi di tahun 2014. Ketika itu, bus berwarna biru itu memiliki kapasitas 40 orang, dengan rincian 20 orang duduk, 20 penumpang lainnya berdiri. Di awal peresmiannya Trans Padang mengaspal di koridor satu dengan rute Pasar Raya – Lubuk Buaya.
Seiring perjalanan waktu, rute bus itu terus bertambah. Tiga koridor lain dibuka. Seperti koridor IV dengan rute Teluk Bayur – Terminal Anak Air, koridor V dengan rute Pasar Raya – Indarung, serta koridor VI yang melayani rute Pasar Raya – Universitas Andalas.
Sejak di tangan pasangan Wali Kota Padang Hendri Septa dengan Wakil Wali Kota Ekos Albar itu pula Kota Padang menjadi terasa lapang. Warga kota dapat menikmati perjalanan dari kecamatan yang satu ke kecamatan lain dengan waktu singkat. Serta berbiaya relatif terjangkau di kantong. Hanya dengan merogoh kocek Rp3500,- saja, warga bisa menempuh jarak hingga 30 kilometer.
Terlebih dengan telah dibukanya dua koridor baru pada bulan Desember 2023 lalu. Yakni koridor II menuju Bungus Teluk Kabung. Bus Trans Padang ikut mengaspal ke kecamatan terjauh, Bungus Teluk Kabung dengan jarak tempuh 30 kilometer lebih. Memudahkan warga untuk menjangkau kecamatan terjauh itu, hanya sambil duduk manis di atas bus Trans Padang yang berpendingin dan nyaman tersebut. Serta juga telah dibukanya koridor III yang menjelajah hingga di Kecamatan Nanggalo.
Menariknya, untuk naik bus Trans Padang tidak perlu menggunakan uang tunai. Melainkan menggunakan kartu Brizzi sebagai pengganti uang tunai. Tinggal gesek kartu, sudah dapat menaiki kendaraan yang dikelola Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Padang Sejahtera Mandiri (PSM) itu.
Sudah dapat dijangkaunya seluruh kecamatan oleh bus Trans Padang memang sangat dirasakan dampaknya oleh warga. Seperti yang diungkapkan Zulfikar, warga asal Balaibaru. Menurutnya, kehadiran bus Trans Padang telah menggantikan keberadaan bus kota. Trans Padang begitu nyaman dinaiki, jauh dari tindakan kriminalitas seperti pencopetan maupun penodongan.
“Naik Trans Padang tidak perlu lagi merasa was-was. Kendaraannya juga nyaman dengan berpendingin dan tidak ugal-ugalan,” akunya.
Hal senada juga diungkapkan Ida. Wanita asal Tabing ini mengaku terbantu dengan beroperasinya Trans Padang. Diakuinya, sebelum adanya bus massal itu, dirinya tidak dapat berpergian ke banyak tempat. Padang terasa sempit baginya. Apalagi Ida tidak mampu membawa kendaraan roda dua. Namun sejak adanya Trans Padang, Kota Padang bagi Ida terasa lapang. Ida bahkan menjadikan Trans Padang sebagai sarana untuk berwisata dengan anak-anaknya.
“Kemarin saya dan anak-anak jalan-jalan hingga ke Bungus, merasakan enaknya gulai kepala ikan di sana, semua berkat Trans Padang, tentunya kami mengucapkan terimakasih untuk Pemko Padang,” ungkap wanita beranak dua itu.
Telah beredarnya Trans Padang di seluruh kecamatan di Padang sudah menjadi harga mati bagi Pemko Padang. Semua itu merupakan kerja terencana pasangan Hendri Septa dan Ekos Albar dalam program unggulannya. Progul kelima, melanjutkan penataan angkutan umum dan pembukaan koridor baru Trans Padang itu tercapai sudah. Kerja ini tuntas di akhir Desember 2023 dengan persentase 100%.
“Kami berharap dengan adanya Bus Trans Padang ini dapat melayani kebutuhan masyarakat akan transportasi publik yang murah dan berkualitas. Meningkatkan penggunaan angkutan umum, dan berkontribusi dalam mengurangi kemacetan lalu lintas serta kecelakaan lalu lintas,” ujar Wali Kota Hendri Septa didampingi Wawako Ekos Albar.
Sisi lain Wawako Ekos Albar juga menyampaikan bahwa keberadaan Trans Padang akan memudahkan warga untuk bepergian. Termasuk untuk meningatkan kemajuan daerah atau kecamatan.(Charlie Ch. Legi/pariwara)
Discussion about this post