Utusanindo.com- Padang – Perkembangan IHK gabungan dua kota Provinsi Sumatera Barat terkendali pada Desember 2023. Berdasarkan Berita Resmi Statistik yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat, inflasi gabungan Sumatera Barat pada Desember 2023 tercatat sebesar 0,28% (mtm), menurun dibandingkan November 2023 sebesar 0,57% (mtm) di tengah tingginya risiko momentum Natal dan Tahun Baru. Secara tahunan, inflasi gabungan Sumatera Barat juga mengalami penurunan dengan realisasi sebesar 2,47% (yoy), dibandingkan periode sebelumnya sebesar 3,14% (yoy).
Secara spasial, inflasi Sumatera Barat pada Desember 2023 disumbang oleh inflasi Kota Padang dengan nilai realisasi sebesar 0,34% (mtm), mengalami penurunan dibandingkan November 2023 sebesar 0,60% (mtm). Sedangkan Kota Bukitinggi mengalami deflasi sebesar -0,14% (mtm), turun dibandingkan November 2023 yang inflasi sebesar 0,34% (mtm). Namun jika diamati secara tahunan, laju inflasi kedua kota IHK tersebut mengalami penurunan dengan realisasi Kota Padang sebesar 2,55% (yoy) dan Kota Bukittinggi 1,88% (yoy). Realisasi tersebut membawa inflasi Kota Padang berada pada peringkat ke-56 dan Kota Bukittinggi peringkat ke-81 dari 90 Kabupaten/Kota yang mengalami inflasi di Indonesia.
Inflasi gabungan dua kota di Sumatera Barat pada Desember 2023 dipengaruhi oleh kelompok transportasi dengan realisasi inflasi sebesar 1,31% (mtm) dan andil sebesar 0,20% (mtm). Inflasi kelompok tersebut terutama bersumber dari peningkatan tarif angkutan udara sebesar 9,81% (mtm) dengan andil 0,19% (mtm) dan harga mobil sebesar 0,44% (mtm) dengan andil 0,01% (mtm). Tarif angkutan udara mengalami kenaikan sejalan dengan akselerasi mobilitas masyarakat pada hari perayaan serta libur Natal dan Tahun Baru. Sementara itu, kenaikan harga mobil didorong oleh penyesuaian akibat kenaikan harga input produksi secara global.
Kelompok penyumbang inflasi selanjutnya yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mencatatkan inflasi sebesar 0,26% (mtm) dengan andil 0,08% (mtm). Inflasi kelompok tersebut dipengaruhi oleh naiknya harga komoditas bawang merah, tomat, dan daging ayam ras. Harga bawang merah naik didorong oleh berakhirnya masa panen dari daerah sentra. Harga tomat naik disebabkan oleh kendala panen di lahan sekitar Gunung Marapi. Sedangkan kenaikan harga daging ayam ras didorong oleh permintaan masyarakat yang tinggi pada momentum Natal dan Tahun Baru.
Laju inflasi lebih lanjut tertahan oleh deflasi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya sebesar -0,25% (mtm) dengan andil -0,03% (mtm). Deflasi bersumber dari penurunan harga bahan bakar rumah tangga (gas elpiji) seiring dengan perbaikan ketersediaan dan distribusi pasokan di tengah penurunan harga acuan rata-rata global.
Inflasi tahunan Sumatera Barat secara keseluruhan terkendali sehingga berada pada sekitaran batas bawah target 3±1% (yoy) dan menurun signifikan dibandingkan tahun 2022 sebesar 7,43% (yoy). Capaian tersebut tidak lepas dari sinergi yang kuat dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Barat dalam mengendalikan harga, memastikan ketersediaan pasokan, mendukung kelancaran distribusi, serta melakukan berbagai kegiatan komunikasi efektif. Berbagai upaya pengendalian inflasi daerah yang dilakukan pada Desember 2023 antara lain: 1) Menyelenggarakan HLM TPID Provinsi Sumatera Barat terkait mitigasi risiko Nataru dan erupsi Gunung Marapi yang dipimpin langsung oleh Gubernur Sumatera Barat pada 20 Desember 2023; 2) Subsidi Ongkos Angkut Kepulauan Mentawai berupa 18 ton komoditas beras melalui sinergi dengan Dinas Pangan/TTIC dan Bulog Divre Sumbar; 3) Penyelenggaraan pasar murah secara masif, termasuk pasar murah bersubsidi bekerjasama dengan perbankan; 4) Sidak pasar tinjauan harga dan pasokan secara berkala serta penguatan fungsi monitoring melalui Early Warning System; 5) Pemberian bantuan cold storage di daerah sentra yakni Kabupaten Solok bersinergi dengan Bapanas; 6) Pendistribusian beras SPHP dan stok pangan komersil oleh BULOG; 7) Intensifikasi distribusi komoditas pangan strategis melalui mobil boks keliling dan media sosial oleh Toko Tani Indonesia Center (TTIC); 8) Pengawasan jalur distribusi pangan secara intensif menjelang Nataru; serta 9) Kegiatan koordinasi/rapat rutin dan berbagai kegiatan komunikasi efektif dalam rangka menjaga ekspektasi inflasi masyarakat.
TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dan koordinasi agar inflasi dapat terkendali dalam sasarannya ke depan. Sinergi terus dilanjutkan dengan memperkuat implementasi program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sumatera Barat dalam mewujudkan terjaganya inflasi pada rentang 2,5 ± 1% (yoy) pada tahun 2024. Upaya tersebut juga pada gilirannya diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi sehingga tercipta Sumatera Barat Madani yang Unggul dan Berkelanjutan.
Padang, 2 Januari 2024
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI SUMATERA BARAT
Deputi Kepala Perwakilan
Christoveny
Deputi Direktur
Discussion about this post