“Mereka sudah mengkonfirmasi kedatangan,” ujar Aprimas, Kepala Bidang Kepala Bidang Warisan Budaya dan Bahasa Minangkabau Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat.
India akan membawakan Kalaripayattu yang mendapatkan Waridan Budaya Takbenda UNESCO pada 2016. Kesenian tua yang kabarnya mendahulu Kung Fu dan Karate.
Sementara Malaysia melayangkan kesenian Dondang Sayang. Tradisi Musik yang beralaskan pantun. Dan pantun sudah mendapatkan UNESCO pada 2020 bersama Indonesia. Negeri Singa akan mempertunjukkan Silat.
Ketua DPRD Sumbar, Supardi, SH, memang sangat ingin sekali acara ini dilaksanakan.
“Kota Payakumbuh mesti menjadi Kota Festival. Kedatangan peserta luar negeri untuk membentuk ekosistem festival kita,” katanya.
Ia melihat, Payakumbuh sangat potensi untuk menggelar festival kelas dunia.
“Kita sedang merancang yang lebih besar tahun depan,” ucap politisi Partai Gerindra ini.
Kedatangan peserta luar negeri ini tidaklah mudah.
“Kami mengundang 10 negara. Separuhnya datang itu sudah kerja yang besar,” ucap Donny Eros, Kurator Festival. Ia melihat
Begitu juga pemilihan untuk provinsi. Ternyata ada yang mau datang dengan biaya sendiri setelah membaca festival ini di media nasional saat jumpa pers 4 September lalu. Bahkan tak segan mereka mengirim puluhan peserta. Rombongan Tari Saman misalnya. Mereka datang dengan kapasitas 25 orang.
“Antusiame ini di luar dugaan. Selain membuat semangat, kedatangan peaerta ini membuktikan bahwa festival seperti ini ditunggu oleh masyarakat Indonesia,” lanjut Aprimas.
Supardi juga menginfokan, festival ini merupakan satu-satunya di Indonesia memperingati 20 Tahun ICH.
“Makanya, momentum ini kita jadikan langkah awal untuk terus meramaikan Payakumbuh dengan festival,” pungkas Supardi. (ms/on)
Discussion about this post