Meresmikan sistem pendakian booking online, Audy Joinaldy mengatakan Gunung Marapi merupakan TWA pertama di seluruh Indonesia yang menerapkan sistem pendakian online. Inovasi ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar.
Dijelaskan Audy, lewat sistem booking online ini nantinya para pendaki dapat melakukan pendakian dari tiga pintu TWA Gunung Marapi, yaitu melalui Batu Palano yang
berlokasi di Kabupaten Agam, serta melaui Koto Baru dan Aia Angek yang berlokasi di Kabupaten Tanah Datar.
Kami mulai dari pemerintah daerah, mulai dari provinsi hingga nagari sangat mengapresiasi dan mendukung inovasi sistem booking online ini, diharapkan dengan adanya sistem ini dapat mendatangkan lebih banyak wisatawan, khususnya para pendaki dan pecinta alam datang ke Sumatera Barat,” ujar Audy.
Semantara itu, Kepala Balai KSDA Sumbar Ardi Andono mengatakan, penerapan sistem booking online dilakukan untuk mempermudah pengunjung dalam melakukan pendaftaran, serta memudahkan proses pendataan pengunjung. Dengan demikian akuntabilitas pengelolaan pendakian akan semakin meningkat. Kemudahan yang ditawarkan inovasi sistem booking online ini menurt Ardi, akan berbanding lurus dengan peningkatan jumlah kunjungan ke TYA Gunung Marapi dan berkontribusi meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.
“Harapan kami aplikasi booking online yang dibangun dengan dukungan Pemprov Sumbar dan PT. Semen Padang ini akan meningkatkan jumlah wisatawan dan pendapatan bagi negara maupun masyarakat,’ungkapnya.
Selain Wagub Sumbar dan BKSDA, peresmian reaktivasi dan inovasi sistem booking online TWA Gunung Marapi tersebut juga didukung oleh Bupati Agam Andri Warman, Bupati Tanah Datar yang diwakili Assisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, BASARNAS, dan PT. Semen Padang.
Disamping itu, tampak hadir pula Camat dan Wali Nagari dari kecamatan yang dilewati jalur pendakian, yaitu Kecamatan Sungai Puar Kab. Agam dan Kecamatan Sepuluh Koto Kab. Tanah Datar, serta tiga kelompok masyarakat yang menjadi pengelola jalur pendakian.
Guna menunjang kebutuhan kelompok masyarakat pengelola jalur pendakian, sebelum acara ditutup dilakukan penyerahan bantuan pengembangan ekonomi masyarakat secara simbolis kepada dua kelompok penerima bantuan, yaitu kelompok Pengelola Pendakian Aia Angek dan kelompok Pengelola Pendakian Koto Baru.(adpsb/dkmf)
Discussion about this post