Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Bank Indonesia diberikan amanat dan kewenangan oleh negara untuk melakukan pengelolaan uang Rupiah, yang meliputi perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan dan penarikan serta pemusnahan uang rupiah.
“Pengelolaan uang rupiah juga merupakan salah satu tugas Bank Indonesia untuk mendukung tujuan BI, yaitu stabilitas nilai Rupiah,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat Endang Kurnia Saputra
Menurut Endang Kurnia Saputra, pengelolaan uang rupiah termasuk didalamnya pengedaran uang, Bank Indonesia mempunyai misi untuk menyediakan uang rupiah di seluruh wilayah NKRI dalam jumlah yang cukup, dengan jenis pecahan yang sesuai kebutuhan masyarakat serta dalam kondisi berkualitas dan layak edar.
“Bank Indonesia memandang bahwa kebutuhan jumlah uang di seluruh wilayah NKRI wajib dipenuhi karena dengan itu kami dapat memastikan uang Rupiah beredar dan digunakan di seluruh wilayah NKRI,” ujar Endang
Lanjut Endang Kurnia Saputra, Pengedaran dan penggunaan uang Rupiah diseluruh NKRI merupakan hal penting dan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena rupiah bukan saja sebagai alat transaksi pembayaran, tetapi Rupiah juga merupakan identitas dan alat pemersatu bangsa dan menjadi salah satu simbol kedaulatan bangsa sebagaimana ditegaskan dalam UU Mata Uang.
“Rupiah lahir dari perjuangan bangsa dan Rupiah merupakan bagian dari perjalanan bangsa Indonesia. Sebagai salah satu simbol kedaulatan bangsa, maka rupiah akan menjaga keutuhan wilayah NKRI,” ujar Endang
Ditambahkan Endang Kurnia Saputra, Pelaksanaan amanat UU dan misi tersebut bukanlah tugas yang mudah, karena Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia yang tersebar di 17.499 pulau dan wilayah perbatasan yang sangat luas dengan 11 negara tetangga, Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas perairannya yang mencakup 70% dari luas wilayah NKRI.
“Dengan kondisi tersebut terdapat 3 (tiga) tantangan utama Bank Indonesia dalam mengedarkan Rupiah.,” ujar Endang
Dikatakan Endang, Kondisi geografis NKRI memiliki ribuan pulau dengan keterbatasan infrastruktur sehingga mempengaruhi jangkauan Bank Indonesia dalam menyediakan uang kepada masyarakat, termasuk diantaranya untuk kepulauan di wilayah Terdepan, Terpencil, dan Terluar (3T).
“Masih banyak daerah-daerah blank spot yang belum dapat dijangkau oleh BI dan Perbankan dalam pengedaran uang Rupiah,” ujar Endang Kurnia Saputra.
Keberagaman tingkat pendidikan masyarakat yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memperlakukan uang. Tercermin dari uang tidak layak edar karena lusuh yang disebabkan sering dilipat, dibasahi, maupun distraples.
“Hal ini tentunya mempengaruhi kualitas uang Rupiah kita. Dalam konteks ini, tantangan ini perlu kami jawab dengan edukasi,” ujar Endang
Penggunaan uang selain Rupiah sebagai alat pembayaran khususnya di wilayah perbatasan.
Terhadap ketiga tantangan tersebut, harus mampu dijawab BI dengan berbagai startegi dan program dengan terus menerus melakukan perluasan jangkauan layanan ke seluruh wilayah NKRI, selain memiliki jaringan kantor perwakilan di 45 titik tersebar di Indonsia.
Bank Indonesia juga bekerja sama dengan Perbankan dan Tentara Nasional Indonesia untuk dapat menjangkau seluruh wilayah NKRI termasuk pulau-pulau terluar, daerah perbatasan, dan daerah destinasi wisata.
Sehingga Rupiah dapat hadir disetiap pelosok negeri. BI harus menjamin bahwa disetiap jengkal NKRI uang rupiah harus hadir dan tersedia dengan cukup. Kehadiran Rupiah diseluruh pelosok negeri merupakan wujud kontribusi kami dalam menjaga Kedaulatan Negara, karena Rupiah adalah simbol kedaulatan negara. Inilah kontribusi kami dalam membela negara tanpa senjata,
Menghadapi tantangan dan menjalankan misi tersebut maka BI perlu melakukan kerjasama dan bergandengan tangan dengan semua elemen bangsa, termasuk dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) yang merupakan salah satu elemen bangsa yang berada di garda terdepan dalam menjaga kedaulatan NKRI.
Dengan seluruh kekuatan armadanya dan kegiatan operasi yang rutin menjangkau seluruh pelosok tanah air dari Sabang sampai Merauke.
Maka diperlukan sinergi antara Bank Indonesia dengan TNI Angkatan Laut untuk dapat membantu keterbatasan Bank Indonesia dalam melakukan pengedaran uang Rupiah sehingga misi Bank Indonesia dalam menyediakan uang Rupiah ke seluruh wilayah NKRI khususnya wilayah kepulauan 3T dapat tercapai.
Sinergi ini secara substansi mempertemukan dua kepentingan yang sama, dimana TNI AL berkepentingan menjaga kedaulatan seluruh wilayah NKRI dengan pertahanan dan BI berkepentingan menjaga kedaulatan NKRI dengan Rupiah.
Sinergi strategis antara TNI AL dan BI telah dimulai sejak tahun 2012, melalui kegiatan pelayanan kas keliling di daerah 3T (Terluar, Terdepan dan Terpencil) di seluruh wilayah NKRI.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu penyediaan uang layak edar di pulau-pulau terluar yang sulit terjangkau dengan transportasi umum.
Selain kegiatan tersebut, juga dilakukan kegiatan lainnya meliputi sosialisasi atau edukasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah serta Program Sosial Bank Indonesia (CSR) bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat dengan penyaluran bantuan disektor pendidikan, kesehatan, lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi.
Dari beberapa kegiatan yang dilakukan kepada wilayah 3T tersebut, diketahui bahwa masyarakat setempat sangat bersyukur dan merasakan kegiatan ini sangat bermanfaat karena selain mendapatkan uang baru yang jarang mereka lihat, juga merasakan kebahagiaan dengan adanya perhatian melalui kunjungan Bank Indonesia dan TNI Angkatan Laut tersebut.
Dengan demikian, sinergi antara Bank Indonesia dan TNI Angkatan Laut tersebut telah memberikan dampak positif dalam upaya memelihara keutuhan dan kedaulatan NKRI dari sisi pertahanan dan militer oleh TNI Angkatan Laut, serta menjaga kedaulatan ekonomi dan kedaulatan Rupiah sebagai salah satu simbol negara oleh Bank Indonesia.
Sinergi strategis antara TNI AL dan BI tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama antara Bank Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut nomor 24/2/PKS/DPU/2022 dan PKS/32/VI/2022 Tentang Pendistribusian, Pengamanan, dan Pengawalan Uang Rupiah Antar Kantor Bank Indonesia dan/atau Antar Kantor Bank Indonesia ke Lokasi yang Ditetapkan oleh Bank Indonesia, Serta Wilayah Terdepan, Terluar, dan Terpencil di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2022, Bank Indonesia dan TNI Angkatan Laut telah melaksanakan 92 (sembilan puluh dua) kali kegiatan Kas Keliling 3T dengan 480 (empat ratus delapan puluh) pulau 3T terkunjungi.
Tahun 2023 BI dan TNI AL bersepakat untuk memperluas jangkauan layanan kas keliling dengan program yang lebih terpadu dengan mengusung tema “Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2023”, dimana pada tahun 2023 dilaksanakan kegiatan kaskel 3T sebanyak 17 kali di 17 Provinsi dengan target 85 pulau dikunjungi.
Kesebelas kalinya dilakukan pada tahun 2023, pada pagi ini di wilayah Provinsi Sumatera Barat kita melakukan pelepasan Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2023 dengan melakukan kegiatan kas keliling 3T di Provinsi Sumatera Barat pada 24 Juli – 29 Juli 2023 yang akan mengunjungi 5 (lima) pulau terluar P. Pagai Selatan, P. Pagai Utara, P. Sipora, P. Siberut(Maileppet) P. Siberut(Muara Sikalabuan), dengan menggunakan Kapal Perang KRI Kurau – 856.
Modal kerja yang dibawa sebesar Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah) beserta bantuan PSBI (Program Sosial Bank Indonesia) dengan total untuk 5 pulau sebesar Rp 375.000.000 (tiga ratus tujuh puluh lima juta rupiah).
“Kepada Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat kami mohon ijin dan dukungannya agar kami dapat memasuki wilayah dan pulau-pulau di wilayah Provinsi Sumatera Barat serta sekaligus menyalurkan PSBI untuk kebutuhan masyarakat di pulau setempat,” ujarnya.
Tim Ekspedisi terdiri 20 orang perwakilan Satker Kas antara lain: KPwBI Prov. Sulawesi Selatan, DPU, KPwBI Prov. Riau, KPwBI Prov. Gorontalo, KPwBI Cirebon, KPwBI Jember, KPwBI Solo, dan KPwBI Tasikmalaya.
Sinergi dan semangat untuk menjaga kedaulatan NKRI tentunya perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Selain dengan TNI AL.
“Kami juga akan terus bersinergi dengan Pemerintah Daerah setempat untuk memperoleh dan menetapkan pulau-pulau dikunjungi termasuk dengan penyaluran Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang menjadi rangkaian kegiatan Kas Keliling,”ujarnya
Bersama TNI AL, BI akan terus memperkuat dan menambah program kas keliling ini tidak hanya dalam penyediaan dan penukaran uang bagi masyarakat di kepulauan, tetapi juga bersama-sama memberikan edukasi kepada masyarakat di wilayah 3T tentang kedaulatan negara dari sisi pertahanan dan ekonomi melalui program Cinta, Bangga dan Paham Rupiah serta menjadikan program Kas Keliling 3T ini menjadi ajang dan program Bela Negara bagi personil BI yang mengikuti dan melaksanakan kegiatan kas keliling.
Discussion about this post