UTUSANINDO.COM, Padang – Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan dua kota di Provinsi Sumatera Barat pada Juni 2023 mengalami deflasi.
Berdasarkan Berita Resmi Statistik yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat, IHK umum Sumatera Barat tercatat deflasi sebesar -0,03% (mtm), menurun dibandingkan realisasi Mei 2023 yang mengalami inflasi 0,38% (mtm). Sementara secara tahunan, inflasi pada Juni 2023 sebesar 2,95% (yoy), turun dibandingkan dengan realisasi Mei 2023 yang sebesar 4,19% (yoy).
Secara spasial, Kota Padang mengalami deflasi -0,03% (mtm) pada Juni 2023, atau mengalami penurunan dibandingkan realisasi periode sebelumnya yang inflasi sebesar 0,40% (mtm).
Realisasi ini membawa Kota Padang berada pada urutan ke-9 dari 12 kota yang mengalami deflasi di Indonesia. Secara tahunan, realisasi inflasi Kota Padang sebesar 3,03% (yoy), menurun dibandingkan bulan sebelumnya dan berada pada peringkat ke-58 dari 90 Kabupaten/Kota yang mengalami inflasi di Indonesia.
Sementara itu, perkembangan harga pada Juni di Kota Bukittinggi mengalami inflasi sebesar 0,09% (mtm), melambat dibandingkan realisasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,18% (mtm).
Realisasi tersebut menempatkan Kota Bukittinggi berada di urutan ke-57 dari 78 kota yang mengalami inflasi. Secara tahunan, realisasi inflasi Kota Bukittinggi sebesar 2,34% (yoy), menurun dibandingkan periode sebelumnya dan berada di urutan ke-81 dari 90 kota yang mengalami inflasi di Indonesia.
Deflasi gabungan dua kota di Sumatera Barat pada Juni 2023 dipengaruhi oleh kelompok transportasi yang deflasi -1,72% (mtm) dengan andil sebesar -0,27% (mtm).
Deflasi kelompok transportasi bersumber dari penurunan tarif angkutan udara dengan andil -0,22% (mtm) dan bensin dengan andil -1,36% (mtm).
Tarif angkutan udara mengalami penurunan akibat permintaan masyarakat yang tidak setinggi pada periode Idul Fitri dan melandainya harga bahan bakar avtur.
Sementara turunnya harga komoditas bensin seiring dengan penyesuaian harga BBM nonsubsidi yang diberlakukan sejak 1 Juni 2023 untuk jenis Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex dengan penurunan masing-masing sebesar 5,5%, 9,2%, 7,5%, dan 9,4% (mtm).
Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya tercatat deflasi -0,32% (mtm) dengan andil -0,02% (mtm). Komoditas yang dominan mempengaruhi laju deflasi kelompok tersebut adalah emas perhiasan sejalan dengan turunnya harga emas global.
Selain itu, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga juga mengalami deflasi -0,05% (mtm).
Deflasi lebih dalam tertahan terutama oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang inflasi sebesar 0,65% (mtm) dengan andil 0,20% (mtm).
Inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau bersumber dari peningkatan harga komoditas daging ayam ras, cabai merah, ikan cakalang/ikan sisik, bawang putih, dan buncis dengan andil masing-masing sebesar 0,16%; 0,08%; 0,02%; 0,01%; 0,01% (mtm).
Peningkatan harga daging ayam ras didorong oleh harga pakan ternak, yaitu jagung, yang meningkat akibat gangguan produksi di beberapa wilayah.
Peningkatan harga cabai merah sejalan dengan mulai berkurangnya pasokan pasca panen raya Maret-Mei 2023. Sementara peningkatan harga ikan cakalang/ikan sisik didorong oleh terbatasnya pasokan yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang kurang kondusif di Sumatera Barat.
Secara umum, deflasi gabungan dua kota di Sumatera Barat pada Juni 2023 dipengaruhi oleh turunnya berbagai komoditas yang diatur pemerintah serta harga berbagai komoditas pangan.
Komoditas pangan yang mengalami penurunan diantaranya adalah jengkol, kelapa, petai, ikan gembolo/ikan aso-aso, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, daging sapi, dan cabai hijau, sejalan dengan peningkatan hasil produksi.
Membaiknya realisasi inflasi tahunan Sumatera Barat sehingga berada pada kisaran target inflasi didukung oleh sinergi yang kuat dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Barat dalam mengendalikan harga memastikan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi terutama pada periode Idul Adha 1444 H.
Berbagai upaya pengendalian inflasi daerah yang telah dilakukan pada Juni 2023 antara lain: 1) Penyelenggaraan HLM TPID Provinsi Sumatera Barat pada 27 Juni 2023 dalam rangka perumusan strategi pengendalian inflasi; 2) Penyelenggaraan Gelar Pangan Murah (GPM) serentak pada 26 Juni 2023 yang dilaksanakan di Provinsi dan 19 Kab/Kota di Sumatera Barat; 3) Penyelenggaraan operasi pasar/pasar murah secara intensif di Kab/Kota lainnya; 4) Melakukan pemantauan harga dan pasokan oleh satgas pangan serta Pemerintah Daerah di beberapa pasar Kab/Kota; 5) Pendistribusian beras SPHP dan stok pangan komersil oleh BULOG; 6) Intensifikasi distribusi komoditas pangan strategis melalui mobil boks keliling Toko Tani Indonesia Center (TTIC); 7) Penguatan Kerjasama Antar dan Intra Daerah; 8) Melanjutkan gerakan tanam di pekarangan (urban farming); serta 9) Penguatan koordinasi tingkat Provinsi dan Kab/Kota dan komunikasi efektif dalam rangka menjaga ekspektasi inflasi.
TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi agar inflasi IHK dapat terkendali dalam sasarannya.
Sinergi terus dilanjutkan dengan memperkuat implementasi program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sumatera Barat tahun 2023.
Berbagai upaya menjaga inflasi terkendali dalam sasaran tersebut pada gilirannya diharapkan dapat mendukung upaya mendorong pertumbuhan ekonomi menuju Sumbar Madani Unggul dan Berkelanjutan.
Discussion about this post