UTUSANINDO.COM,Payakumbuh — Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PKS, Nevi Zuairina menjadi narasumber utama pada kegiatan sosialisasi Holding BUMN sebagai lokomotif kebangkitan ekonomi masa depan di kota Payakumbuh. Acara ini dihadiri oleh UMKM binaan BUMN dari Payakumbuh dan 50 kota sangat antusias hadir pada kegiatan karena kehadiran Nevi Zuairina pada acara itu.
Sosialisasi yang juga pelatihan untuk lebih memahami Inklusi keuangan yakni ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dihadiri lebih kurang 100 peserta.
“Saat ini tidak kurang dari 1,2 miliar orang di dunia tidak memiliki rekening (account), sehingga mereka mengalami kesulitan untuk mengakses produk dan layanan keuangan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Di Indonesia, diperkirakan lebih dari 80 juta orang dikategorikan sebagai unbanked population atau excluded population. Kondisi inilah yang membuat masih banyak penduduk yang hidup dalam kondisi miskin,” tutur Nevi.
Politisi PKS ini menjelaskan, bahwa Inklusi keuangan berarti para individu dan pelaku usaha memiliki kemampuan untuk mengakses produk dan layanan keuangan seperti transaction, payments, savings, credit dan insurance. Akses keuangan memfasilitasi kehidupan sehari-hari, dan membantu keluarga dan bisnis merencanakan segalanya mulai dari tujuan jangka panjang hingga keadaan darurat yang tidak terduga. Karena itu, inklusi keuangan merupakan faktor pendorong utama untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan serta meningkatkan kemakmuran rakyat.
“Strategi nasional inklusi keuangan pun sudah dibangun dengan baik. Lembaga- lembaga keuangan bank dan non-bank juga semakin banyak dan aktivitasnya semakin berkembang,” sebut Nevi.
Legislator asal Sumatera Barat II ini menekankan, bahwa saat ini pelaku UMKM mengalami banyak permasalahan seperti sulitnya memperoleh bahan baku, pendapatan dan omset menurun, jalur distribusi terhambat, produksi barang terganggu, bahan baku mahal, hingga kesulitan permodalan. Para pelaku UMKM mengharapkan adanya tambahan modal sehingga usaha yang telah dirintis dapat tumbuh kembali. Dan untuk memperoleh tambahan modal tersebut, UMKM dapat mengajukan kredit ke bank.
“Namun belum banyak masyarakat yang tahu tentang produk keuangan dari bank itu sendiri sehingga kadangkala mereka terjebak ke dalam bank plecit ataupun pinjaman online ilegal yang sangat berisiko untuk menjerumuskan mereka ke lubang yang lebih dalam,” kata Nevi mengingatkan.
Nevi memberi gambaran, bahwa saat ini pemerintah memiliki program-program lain yang telah berjalan, dan perlu terus digiatkan. Untuk itu, ia meminta agar ada kerja sama yang baik dari berbagai pihak termasuk pihak pendidik dengan cara memberikan pelatihan ataupun pendampingan yang tepat sehingga bantuan modal yang telah diberikan dapat sungguh-sungguh digunakan untuk memulihkan keadaan usahanya.
“Semoga melalui kegiatan ini, semakin bertambah khazanah dan wawasan para hadirin semua dalam literasi keuangan. Sebagai kesiapan kita untuk menghadapi situasi ekonomi negara masa depan, UMKM bergabung dengan inklusi keuangan, sehingga bisa lebih aktif dalam mengelola dan mengakses pembiayaan, yang pada akhirnya, menjadi pelaku UMKM yang semakin produktif dan bisa segera naik kelas,”, tutup Nevi Zuairina. Realise
Discussion about this post