UTUSANINDO.COM, PALU – Ruang bagi industri peternakan di Indonesia masih terbuka luas. Peluang ini terus bertumbuh disebabkan oleh faktor-faktor yang meliputi pertumbuhan populasi yang teratur, pendapatan kelas menengah yang terus meningkat, urbanisasi, hingga harga daging yang cukup terjangkau dibandingkan jenis pangan lainnya.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy saat menjadi keynote speaker dalam Workshop Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) yang digelar Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako (Fapetkan Untad). bertempat di Ballroom Hotel Santika Palu, Kamis (1/9/22), workshop bertema “Entrepreneurship Peternakan Milenial” ini dihadiri lebih dari 150 peserta mahasiswa hingga akdemisi Untad.
Dalam workshop yang dibuka oleh Dr. Ir. Sagaf, MP, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Untad tersebut, Wagub Audy Joinaldy, yang juga akademisi Sekolah Bisnis IPB & Fakultas Peternakan UGM memaparkan edukasi dunia kewirausahaan di era 4.0, serta kaitannya dengan kondisi peternakan di Indonesia.
“Saat ini pertumbuhan lapangan pekerjaan yang tersedia tidak sebanding dengan banyaknya lulusan pendidikan tinggi sehingga banyak pekerjaan abad 20 yang perlahan-lahan digantikan oleh pekerjaan baru yang berbasis teknologi 4.0,” ujar Wagub Audy.
Oleh karena itu, wirausaha melalui proses mengidentifikasi, dan pengembangan visi lah yang menurut mampu menjawab tantangan tersebut. Dikatakan Audy, visi bisa berupa ide inovatif, peluang serta cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Sementara hasil akhir dari proses itu adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
Dalam dunia peternakan di Indonesia, Audy mengatakan, nilai perputaran uang mencapai Ro. 350 Triliun, dengan PDB dari sektor Peternakan sebesar 1.57% dan menyerap tenaga kerja sebesar 3.840.000.
Sedangkan tantangan di dunia peternakan saat ini meliputi globalisasi, keterbatasan sumber daya, kesejahteraan hewan, perubahan iklim, kelebihan pasokan yang menimbulkan ketidakstabilan harga, penyakit menular antar hewan kualitas pangan serta standar managemen perkandangan dan minimnya fasilitas pemrosesan.
“Tapi dengan pesatnya perkembangan teknologi yang membantu menjawab tantangan tersebut, ditambah besarnya peluang pertumbuhan industri peternakan, kawasan pedesaan pedesaan sebagai tumpuan ekonomi akan semakin jauh berkembang,” tutur Wagub.
Usai pemberian materi, acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab antar pemateri dan peserta kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan MoU antara Dr. Ir. Rusdin, M.P IPU selaku Dekan Fapetkan dengan pemateri. Acara kemudian ditutup dengan sesi foto bersama dan penyerahan sertifikat. (Ef.phb)
Discussion about this post