UTUSANINDO.COM, JAMBI – Dinas Pendidikan Provinsi Jambi menyerahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian untuk menindak tegas pelaku anarkis yang dilakukan oleh anggota genk motor.
Masyarakat Kota Jambi belakangan ini dibuat resah dan ketakutan dengan beredarnya video puluhan remaja geng motor membawa senjata tajam. Video itu tersebar disejumlah grup WhatsApp dan media sosial (medsos).
Dinas Pendidikan Provinsi yang membawahi beberapa SMA dan SMK se-Provinsi Jambi turut prihatin dengan maraknya kembali genk motor di kota Jambi.
Kapala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, Varial Adhi Putra, memberikan beberapa point penting terkait keberadan genk motor yang marak belakangan ini.
“Tindakan genk motor beberapa saat ini tentu sangat meresahkan warga masyarakat Kota Jambi di beberapa kasus, ternyata ditemukan bahwa kegiatan anarkis yang dilakukan oleh kelompok genk motor ini dilakukan oleh anak usia pelajar (dibawah umur) tentu hal ini sangat memprihatinkan dunia pendidikan Provinsi Jambi terutama di Kota Jambi,” kata Varial Adhi, Sabtu (22/8/2022) kemarin.
Ditambahkannya, bahwa tindakan kriminalitas yang dilakukan tentu tidak bisa ditolerir lagi apabila dilakukan dengan menggunakan senjata tajam meskipun pelaku rata-rata merupakan usia pelajar.
Terkait fungsi pengawasan pihak sekolah sebagai orang tua sekaligus pengasuh pelajar, selama di sekolah pihak Dinas Pendidikan Provinsi Jambi tentu tidak tinggal diam, melalui kebijakan Dinas Provinsi Jambi mengambil tindakan dengan menyurati seluruh SMA dan SMK se-Provinsi Jambi.
“Untuk pihak sekolah agar berperan aktif memberikan bimbingan serta nasihat kepada pelajar serta memberikan sanksi tegas bagi setiap pelajar yang telah terbukti melanggar peraturan terutama tindak pidana dengan ikut serta dalam genk motor yang melakukan perbuatan anarkis dan membawa senjata tajam Pihak sekolah sepenuhnya menyerahkan proses hukum kepada aparat kepolisian,” tambahnya.
Tentunya pihak sekolah diberi kebijakan otonom, menyerahkan pelajar untuk dikembalikan ke orang tuanya agar diasuh sepenuhnya oleh orang tua bukan lagi di sekolah.
“Kedepannya diharapkan agar tindakan anarkhis yang dilakukan oleh pelajar atau anak usia sekolah tidak terjadi kembali karena juga mencoreng nama dunia pendidikan.
Karena dianggap tidak mampu membina pelajar selama di sekolah untuk mendidik selain memberikan ilmu pengetahuan di sekolah tentu perihal budi pekerti juga sangat diperlukan sosok perhatian dan didikan keluarga dan orang tua juga sangat dibutuhkan untuk membentuk mental dan karakter pelajar untuk menghindari perbuatan anarkhis dan melanggar hukum,” pungkas Varial Adhi. (*)
Discussion about this post