JAMBI – Pelayanan PDAM Muaro Jambi dikeluhkan warga. Air yang harusnya mengalir setiap saat, kini malah mengalir dua hingga tiga kali dalam seminggu.
Terkait keluhan warga itu, anggota DPRD Kabupaten Muaro Jambi Usman Khalik angkat bicara. Menurut Usman, harusnya PDAM Muaro Jambi tidak ada aliran air yang macet. Pasalnya bukannya sedikit Pemerintahan Daerah setiap tahun menggelontorkan anggaran milyaran rupiah, agar adanya perbaikan pelayanan dari PDAM Tirta Muaro Jambi.
“Seharusnya dengan jumlah anggaran milyaran rupiah itu, harusnya pelayanan kepada masyarakat seharusnya tambah baik. Ini sudah kita setujui berapapun anggaran yang mereka pinta, akan tetapi pelayanan mereka tetap buruk, untuk apa seperti itu,” kata Usman Khalik. Senin (11/4/2022).
Terkait buruknya pelayanan yang buruk itu, dirinya dengan tegas mengatakan kepengurusan di jajaran direksi PDAM Tirta Muaro Jambi saat ini tidak pernah memihak akan kepentinga masyarakat.
Akan tetapi, PDAM ini lebih dijadikan sebagai ladang tempat mereka mencari uang saja. “Pas dilakukan evaluasi dulu kami sudah mengajukan agar adanya pergantian kepengurusan di tubuh PDAM Tirta Muarojambi, karna yang kami ihat kepengurusan yang saat ini, mereka hanya berebut-rebut untuk menaikan gaji mereka saja, bukan untuk kepentingan masyarakat,” terangnya.
Dengan hal tersebut, dirinya menilai jelas tidak adanya kepropesionalitasan ditubuh kepengurusan PDAM Tirta Muaro Jambi saat ini.
Dirinyapun berharap adanya dilakukan pergantian kepengurusan yang profesional disalah satu Perusaha BUMD Kabupaten Muaro Jambi ini. Selain itu dirinya juga meminta adanya kesuguhan dari pihak dewan pengawas, yang benar-benar memang bekerja untuk mengawasi kinerja direksi PDAM Tirta Muaro Jambi.
“Jangan hanya menerima laporan saja, dewan pengawas harus optimal juga dalam melakukan pengawasan direksi PDAM Tirta Muaro Jambi saat ini,” Pungkasnya.
Seperti yang diketahui, sejumlah pelanggan PDAM Muaro Jambi mengeluhkan dengan layanan yang diberikan oleh PDAM terhadap pelanggan. Pasalnya PDAM tidak menyalurkan air kepada pelanggan dengan baik. Air lebih banyak mati di bandingkan hidup.
Ada beberapa daerah yang sering dikeluhkan warga, diantaranya dikawasan Mendalo, kemudian dikawasan Jaluko, Sembubuk, Sarang Burung dan lain sebagainya. “Disini air hidup malam, itupun dak lamo, belum penuh bak mandi, sudah mati,” katanya lagi.
Selain itu, banyak juga warga yang memasang mesin air didekat meteran. Tujuannya untuk menyedot air dari meteran, namun upaya tersebut terkadang membuat rugi pelanggan, sebab tagihan membengkak karena yang disedot bukanlah air, melainkan angin. “Mau tidak mau lah lagi. Kalau tidak seperti itu dak dapat air,” imbuhnya. (*)
Discussion about this post