UTUSANINDO.COM, PADANG – Peresmian fasilitas pengolahan limbah B3 Fanyankes Provinsi Sumatera Barat di TPU Aie Dingin Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, Kamis, 27 Januari 2022.
Kepala Dinas Linguungan Hidup Provinsi Sumatera Barat Siti Aisyah mengatakan, tujuan diresmikan operasional Fasilitas Pengolahan Limbah B3 Fasyankes Provinsi Sumatera Barat untuk mensosialisasikan keberadaan Fasilitas Pengolahan Limbah B3 Fasyankes Provinsi Sumatera
Barat kepada pihak-pihak terkait.
“Kita juga menyerahkan sertifikat hasil penilaian PROPER Daerah, kepada Fasyankes dan Perusahaan
yang taat dalam pengelolaan lingkungan hidup,” ujar Siti Aisyah.
Menurut Siti Aisyah, fasilitas Pengolahan limbah B3 Medis Provinsi Sumatera Barat dengan 19 kabupaten/kota memiliki lebih dari 2.800 unit Fayankes terdiri 76 rumah sakit, 278 Puskesmas serta 577 unit Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama menghasilkan limbah B3 medis ± 7,2 ton/hari.
“Limbah B3 medis ini memerlukan fasilitas pengolahan sebelumnya tidak tersedia satupun
di wilayah Provinsi Sumatera Barat, baik pada lokasi kegiatan Fasyankes sendiri maupun
usaha jasa pengolahan limbah B3,” ujar Siti Aisyah.
Lanjut Siti Aisyah, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bekerjasama dengan Kementerian lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Pemerintah Kota Padang berupaya menyediakan fasilitas pengolahan limbah B3 medis tersebut di wilayah Provinsi Sumatera Barat.
” Lahan untuk pemabngunan fasilitas pengolahan limbah B3 medis ini disediakan oleh Pemerintah Kota Padang. Fasilitas utama berupa insinerator dan bangunan shelter insinerator dibangun oleh KLHK
melalui major project RPJMN 2020-2024,” ujarnya
Dikatakan Siti Aisyah, dimana KLHK merencanakan membangun fasilitas
pengolahan limbah B3 medis di 32 Provinsi se-Indonesia termasuk Sumatera Barat.
Untuk Sumatera Barat sudah dibangun mulai TA 2020 dan selesai TA 2021 Fasilitas pendukung lainnya yang dibutukan dibangun oleh Pemerintah Provinsi Sumatera
Barat, dan operasional juga merupakan tanggung jawab Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
“Fasilitas insinerator memiliki kapasitas 300 kg/jam, Fasilitas sudah melalui uji coba pembakaran (Trial Burning Test) dan uji emisi yang sudah memenuhi baku mutu,” ujarnya
Sesditjen PSLB3 Sayid Muhadar mengatakan, pengolahan limbah B3 medis dibangun di Sumbar salah satu terbesar di Sumatera dan menggunakan teknologi canggih.
“Bantuan dari KLHK terbesar di Sumatera, kita bangun fasilitas ini untuk mencegah limbah berbahaya bagi masyarakat,” ujar Sayid.
Menurut Sayid, pihaknya telah melakukan studi dan kelayakan secara matang dengan menggunakan disebut tori boble balon, maka pihaknya memilih Sumbar, karena posisi tengah di Sumatera dilengkapi dengan fasilitas lengkap. Maka pihaknya minta Gubernur minta lengkapi
“Kondisi masyarakat sangat luar biasa di Sumbar dan teori balon tadi,” ujar Sayid.
Gubernur Sumatera Barat diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Benni
Warlis mengatakan, pihaknya tidak meragukan kemampuan fasilitas pengolahan B3 sangat luar biasa.
“Kita akan buat semacam aplikasi, buatkan secara sistem. Maka semua limbah akan terpantau secara detail,” ujar Benni sembari menambahkan semoga menjadu sumber PAD di Sumbar.
Anggota Komisi IV DPR RI Hermanto mengatakan, program pusat ini untuk mencegah dampak limbah B3 bagi lingkungan. Pertama masalah kesehatan.
“Kita akan dapat efesiensi pengolahan limbah B3, karena selama ini selalu dikirim di pulau Jawa, agar tidak ada masalah bagi rumah sakit,” ujar Hermanto. (Yc)
Discussion about this post