UTUSANINDO.COM, PADANG – Sumatera Barat tercatat mengalami inflasi pada Desember 2021. Berdasarkan Berita Resmi Statistik yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum di Sumatera Barat pada Desember 2021 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,42% (mtm), atau menurun dibandingkan realisasi November 2021 yang sebesar 0,65% (mtm).
Secara tahunan inflasi Desember 2021 tercatat sebesar 1,40% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan realisasi November 2021 yang sebesar 1,64% (yoy).
Sejalan dengan itu, secara tahun berjalan Januari s.d Desember 2021 Sumatera Barat mengalami inflasi sebesar 1,40% (ytd), meningkat dibandingkan realisasi November 2021 yang mengalami inflasi sebesar 0,97% (ytd).
Secara spasial, pada Desember 2021 Kota Padang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,48% (mtm), atau menurun dibandingkan November 2021 yang sebesar 0,70% (mtm).
Realisasi inflasi Kota Padang tercatat berada pada urutan ke-12 inflasi tertinggi dari 22 kota yang mengalmai inflasi di Sumatera, serta menjadi urutan ke-68 inflasi tertinggi dari 88 kota yang mengalami inflasi di Indonesia.
Di sisi lain, Kota Bukittinggi tercatat mengalami deflasi pada Desember 2021 dengan nilai deflasi sebesar -0,04% (mtm), menurun dibandingkan realisasi November 2021 yang tercatat inflasi sebesar 0,40% (mtm).
Realisasi deflasi Kota Bukittinggi pada bulan Desember 2021 berada pada urutan ke-2 deflasi terendah di Sumatera dan secara nasional setelah Kota Dumai yang mengalami deflasi sebesar -0,13% (mtm).
Secara tahunan inflasi Desember 2021 tercatat sebesar 1,40% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan realisasi November 2021 yang sebesar 1,64% (yoy).
Sejalan dengan itu, secara tahun berjalan Januari s.d Desember 2021 Sumatera Barat mengalami inflasi sebesar 1,40% (ytd), meningkat dibandingkan realisasi November 2021 yang mengalami inflasi sebesar 0,97% (ytd).
Secara keseluruhan tahun, realisasi inflasi pada tahun 2021 sebesar 1,40% (yoy), tercatat lebih rendah dibandingkan realisasi inflasi tahun 2020 yang sebesar 2,11% (yoy).
Terjaganya pasokan komoditas utama penyumbang inflasi seperti cabai merah, bawang merah dan beras dapat menahan laju inflasi Sumatera Barat pada level yang rendah selama tahun 2021.
Inflasi Sumatera Barat pada Desember 2021 didorong oleh inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan nilai inflasi mencapai 0,52% (mtm) dan andil 0,16% (mtm).
Inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau disebabkan oleh peningkatan harga komoditas pangan seperti daging ayam ras, minyak goreng, dan bawang merah dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,07%; 0,06%; 0,05% (mtm).
Daging ayam ras tercatat mengalami inflasi didorong oleh peningkatan permintaan pada periode Nataru. Kenaikan harga minyak goreng disebabkan oleh masih tingginya harga CPO global yang berpengaruh terhadap kenaikan harga TBS Sawit lokal, serta peningkatan permintaan minyak goreng selama periode Nataru.
Komoditas bawang merah tercatat turut menyumbang inflasi didorong oleh masih terbatasnya pasokan bawang merah akibat belum masuknya masa panen di wilayah sentra produksi lokal Sumbar maupun dari Pulau Jawa.
Kelompok transportasi tercatat turut mendorong inflasi Sumatera Barat dengan nilai inflasi 0,68% (mtm) dan andil 0,10% (mtm). Inflasi pada kelompok transportasi bersumber dari kenaikan tarif angkutan udara dengan andil inflasi 0,08% (mtm).
Tarif angkutan udara masih mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan permintaan pada masa HBKN Natal dan Tahun Baru. Pelonggaran kebijakan PPKM di wilayah Sumbar maupun sebagian besar wilayah di Indonesia mendorong peningkatan mobilitas masyarakat.
Sementara itu, komoditas bioskop yang termasuk ke dalam kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya memberikan sumbangan pada inflasi Desember 2021 dengan nilai andil inflasi sebesar 0,04% (mtm).
Pada komoditas ini, tercatat terjadi kenaikan harga tiket masuk bioskop sejak dibukanya kembali layanan bioskop di Kota Padang pada akhir bulan September 2021.
Pelonggaran level PPKM dan masa libur sekolah serta Nataru turut mendorong peningkatan kunjungan bioskop pada bulan Desember 2021.
Di sisi lain, inflasi lebih lanjut tertahan oleh deflasi pada komoditas cabai merah, tomat, jeruk, kentang, dan belut dengan andil deflasi masing-masing sebesar -0,19%, -0,01%, -0,01%, -0,01%, -0,003% (mtm).
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Barat secara aktif melakukan berbagai upaya pengendalian inflasi di daerah terutama dalam rangka menjaga daya beli masyarakat dan mendorong pemulihan ekonomi di tengah Pandemi COVID-19.
Menjelang akhir tahun 2021, TPID Provinsi Sumatera Barat telah melakukan berbagai upaya pengendalian inflasi terutama untuk memitigasi risiko inflasi pada periode HBKN Natal dan Tahun Baru.
Beberapa upaya pengendalian inflasi yang dilakukan antara lain yaitu: 1) Penyelenggaraan operasi pasar murah akhir tahun di wilayah Kab. Pesisir Selatan (3 Desember 2021), Kab. Tanah Datar (6 Desember 2021), dan Kab. Lima Puluh Kota (16-17 Desember 2021.
Penyelenggaraan rapat koordinasi dengan Pertamina dalam rangka mengantisipasi kebutuhan BBM/LPG pada periode Nataru, serta koordinasi dengan PT. Incasi Raya dalam rangka penyediaan minyak goreng dengan harga yang terjangkau di tengah kenaikan harga minyak goreng
Penyelenggaraan operasi pasar oleh BULOG secara rutin, serta koordinasi BULOG dengan pemerintah daerah di tingkat provinsi/kabupaten/kota dalam penyelenggaraan operasi pasar murah
Meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan TPID kabupaten/kota melalui penyelenggaraan HLM TPID tingkat kabupaten/kota, yaitu HLM TPID Kota Payakumbuh (7 Desember 2021), HLM TPID Kota Padang (13 Desember 2021), serta HLM TPID Kota Bukittinggi (14 Desember 2021).
Kedepan, diharapkan sinergi dan koordinasi TPID Provinsi, TPID Kabupaten/Kota di Sumatera Barat dengan Pemerintah Pusat dapat terus ditingkatkan dalam rangka pengendalian inflasi daerah terutama di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. (relisL
Discussion about this post