SKekosongan mendulang medali pada PON 2016 yang lalu, Forki “ wake up” dari tidur dengan menganugerahkan medali buat Sumatera Barat.
Kami sebagai mantan atlit Voli Sumatera Barat ( MAVI ) sangat appresiasi dengan keberhasilan cabor Forki dibawah kepemimpinan Andre Rosiade yang mengharumkan nama Sumatera Barat ditingkat nasional, yang nantinya akan menjadi “utusan” nasional untuk berlaga ditingkat internasional.
Sebahagian berpendapat bahwa maju suatu negara diukur dengan pencapaian prestasi olahraga; prestasi olahraga Sumatera Barat ikut menjadi penentu kemajuan provinsi ini.
Bagaimana dengan Cabor lainnya ?, seperti bolavoli (PBVSI) dan bolakaki (PSSI) sebagai olah raga rakyat badarai yang yang hampir tidak pernah “terukur” di setiap laga nasional PON ?
Kami iri terhadap cabor Forki yang dipimpin oleh orang baru (Andre Rosiade), didunia olah raga Sumatera Barat namun mampu “unjuk gigi” dalam cabor yang diamanahkan kepadanya.
Kami berharap, KONI sebagai “induk” organisasi olahraga Sumatera Barat dapat menjalankan perannya lebih baik dengan bekerjasama dengan cabor-cabor yang dibawah naungannya, untuk meninjau kembali prestasi olahraga Sumatera Barat, apabila prestasi PON Papua lebih buruk dari sebelumnya.
Diluar sana, kami dengar bahwa apabila gagal dalam pencapaian prestasi, para pemimpin cabor mundur dari jabatannya sebagai rasa tanggungjawabnya bahwa barangkali ada yang lebih baik daripada dirinya sebagai pemimpin suatu organisasi olahraga. Karena Olah-raga adalah suatu “konsep” sportifitas.
Perlu kita bentangkan karpet merah menyambut kedatangan para “relawan” olahraga yang telah mendulang medali di PON Papua; pengharum nama Sumatera Barat ditingkat nasional.
Selanjutnya perlu dilunasi segera janji yang telah dibuat kepada atlit berprestasi nasional langsung tunai, agar keletihan yang dilakukan oleh atlit dalam bertarung tidak ditambah dengan keletihan ingkar janji
Bravo para atlit dan Cabor yang lainnya yang mengharumkan nama Sumatera Barat
Discussion about this post