UTUSANINDO.COM, PADANG -Pemilihan gubernur Sumatera Barat dengan data yang ada, jumlah suara yang dapat diraup oleh paslon pemenang tidak melebihi suara golput yang mencapai 38.32% atau 1.4 juta pemilih.
Sedangkan suara yang berhasil diraup oleh Paslon Mayeldi-Audy hanya 726,853 pemilih atau hanya19,5% dari jumlah Pemilih Sumatera Barat yakni 3.719.424. Lebih kurang hanya separoh dari Golput.
Berbagai pendapat bahwa indikasi golput disebabkan oleh beberapa factor; masalah apatisme politik; mereka tidak mau ikut serta dalam masalah-masalah publik, termasuk politik, bisa juga tidak ada kontestan yang pantas untuk diberi mandat, karena tidak ada kandidat yang layak, Mungkin juga sikap politik golput dipilih sebagai protes terhadap pilihan kontestan yang terbatas.
Bisa mungkin juga ada indikasi bahwa kontestan lebih cendrung memakai “politik Identitas” dan lain lain sebagainya. Kebenarannya tentu perlu dilakukan penelitian yang ilmiah.
Golput adalah hak politik. Selain tidak dilarang oleh undang-undang, golput juga bukan perbuatan kriminal.
Secara teknis, alasan untuk golput, dalam suatu pertarungan pilkada berbagai pendapat mengatakan bahwa para paslon bersama-sama timsesnya tidak dapat meyakini konsituen/pemilih atas program yang dipaparkan, bisa jadi program yang dipaparkan ke masyarakat (golput) tidak menarik atau hanya sebagai “retorika” dan kuatir takkan dijalankan apabila berkuasa.
Jumlah suara 19,5 % (726.853) dari total pemilih yang ada di Sumatera Barat yang berhasil dicapai oleh pasangan Mahyeldi-Audi adalah jumlah yang kurang signifikan, walau dalam suatu “pertarungan” dapat mengungguli suara dari Paslon lainnya.
Dalam pertarungan ini, tentu kita ucapkan “congratulation” to pasangan Mahyeldi-Audi. Namun juga “pantas” diucapkan “more-congratulation to Golput dengan total suara 1.4 juta pemilih.
Disamping itu perlu juga diucapkan “congratulation” to partai Gerindra dengan paslonnya Nasrul Abit – Indra Catri yang berjuang tanpa koalisi.
Discussion about this post