UTUSANINDO.COM, (PADANG) – Pelaksanaan pilkada serentak yang akan dilakukan di Sumbar pada 9 Desember nanti, hendaknya berjalan sesuai jadwal, lancar dan aman.
Harapan ini dikemukakan Sekretaris Persatuan Tarbiyah Islamiyah Sumbar yang juga Ketua Gerakan Ekonomi dan Budaya (Gebu) Minangkabau, Boy Lestari Dt Palindih saat dihubungi media, Selasa (6/10).
Dirinya menilai adanya keingginan sebagian masyarakat agar pilkada 9 Desember ini diundur karena pandemi, menurut Boy Lestari hal itu perlu kajian lebih mendalam.
“Menurut saya kalau pilkada tahun 2020 itu banyak mendapatkan mudaratnya, dan banyak memakan korban, maka itu boleh diundur. Soalnya pilkada itu kepentingan jabatan dan itu akan berlaku sesaat (lima tahun, red).
“Tapi itu kita lihat situasi dan kondisi bagaimana perkembangan pandemi Covid-19 ini. Kalau masyarakat betul-betul mentaati protokol kesehatan, In Sya Allah bisa dilaksanakan pada 9 Desember itu,” ujarnya.
Bahkan dirinya merasa optimistis pilkada berjalan sesuai jadwal, hal itu dikarenakan Sumbar sudah memiliki Perda Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang menitikberatkan penerapan protokol kesehatan.
Selanjutnya menyangkut kondisi politik Sumbar dalam menghadapi pilkada, Boy Lestari menilai tetap berjalan aman.
“Masyarakat Sumbar sangat memahami kondisi politik pilkada yang kondusif, dengan tidak membangun suasana konflik, oleh karena para calon peserta pilkada membangun rasa persaudaraan (badunsanak),” kata Boy Lestari.
Kemudian dalam hal pilkada, khususnya pemilihan gubernur (pilgub) kali ini, dirinya memberikan tiga pesan dan harapannya kepada masyarakat Sumbar yang akan memilih pada pilkada nanti.
“Pertama itu, pesannya saya kepada masyarakat Sumbar, pilkada ini kan pesta demokrasi, kedaulatan di tangan rakyat, keputusan di tangan Allah,” kata Boy Lestari.
Pesan kedua, lanjutnya, masyarakat datanglah ke tempat pemungutan suara (TPS) di saat hari pencoblosan serta patuhi protokol kesehatan (Prokes) dan jangan sampai golput.
“Kalau sempat jadi golput dalam pilkada yang rugi tentu Sumbar sendiri, karena suara (hak pilih) masyarakat yang golput itu tidak tersalurkan kepada orang yang dibutukan Sumbar,” terang dia.
Pesan ketiga yang disampaikan Boy Lestari, yakni agar masyarakat mentaati pemimpin yang telah terpilih, dan harus pula memilih pemimpin.
Dalam memilih pemimpin itu, menurut Al Quran yakni yang Amanah (bisa dipercaya), Fathonah (cerdas dan pintar), kalau cerdas saja namun tidak pintar tidak cocok di Minangkabau.
Selanjutnya pemimpin itu bersikap Siddiq (jujur) dan Tabligh (menyampaikan) dimana apa yang disampaikan pemimpin itu harus satu kata dan perbuatan (konsisten).
“Nah yang empat ini sesuai dengan filosofi Minangkabau yaitu Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK). Ini jangan sampai tidak ada,” tekan Boy Lestari. (*)
Discussion about this post