UTUSANINDO.COM, (JAKARTA) – Anggota DPR RI asal Sumbar, H. Guspardi Gaus, M,Si sangat mewanti-wanti agar agenda MTQ Nasional XXVII di Sumbar yang akan dilaksanakan 12 s/d 21 November 2020 mendatang , dimana yang akan bertindak sebagai tuan rumah secara teknis pelaksanaan adalah Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman.
Di tengah pandemi Covid-19 gelombang kedua yang semakin menjadi-jadi, sangat mungkin MTQ Nasional XXVII itu kurang syiar dan tidak membawa multy player effect terhadap Sumbar. Karena itu sebaiknya, Pemprov Sumbar mesti mempertimbangkan secara matang dan seksama atas rencana pelaksanaan pada akhir tahun ini. Jika tidak bisa syiarnya maksimal dan dampaknya bagi Sumbar juga tidak terasa, alangkah lebih baik penyelenggaraannya diundur. Ini adalah momen bersejarah bagi Sumbar.
Daerah ini juga pernah menjadi tuan rumah 37 tahun yang lalu. Artinya jika sekarang tak maksimal, entah kapan lagi kita akan menjadi tuan rumah. Jadi sebaiknya diundur saja”. Pengunduran sampai pandemi Covid-19 bisa diatasi dan Sumbar benar-benar siap sehingga momen yang sangat bersejarah ini tidak berlalu begitu saja dan Sumbar bersama masyarakat benar-benar mendapatkan manfaat yang luar biasa, ujar anggota dan pimpinan DPRD Sumbar 3 priode ini.
Legislator dapil Sumbar 2 ini pun mengisahkan, penyelenggaraan MTQ Nasional XIII Tahun 1983 silam yang juga Sumbar tuan rumahnya, membawa perubahan yang luar biasa bagi Kota Padang, Ibukota Provinsi Sumatera Barat selaku tempat teknis penyelenggaraan. Wajah Kota Padang langsung berubah total saat momen penyelenggaraan MTQ di era Gubernur Sumbar Azwar Anas dan Walikota Padang Hasan Basri Durin dan Syahrul Ujud (pergantian jabatan Walikota Padang 1983) tersebut. Sedangkan Presiden RI saat itu, adalah Soeharto.
Perubahan mencolok Kota Padang ditandai dengan pembangunan GOR Agussalim yang dijadikan sebagai lokasi pusat penyelenggaraan MTQ Nasional XIII yang bisa jadi dikenal sebagai MTQ Nasional tersukses sepanjang sejarah Indonesia. Tidak hanya itu, Jl. Khatib Sulaiman sepanjang 3 KM yang hingga kini menjadi jalan terindah kebanggaan masyarakat Kota Padang dan Sumatera Barat juga dibangun untuk persiapan menyukseskan MTQ Nasional XIII. Kini Masjid Raya Sumbar yang megah itu juga beralamat di Jl. Khatib Sulaiman. Banyak lagi perubahan-perubahan krusial dan pembangunan – pembangunan yang sangat fundamental terjadi di Kota Padang sehubungan dengan momen MTQ Nasional XIII Tahun 1983, ungkap anggota komisi 2 DPR RI itu.
Tidak saja perubahan atau pembangunan fisik saja, MTQ Nasional XIII Tahun 1983 di Kota Padang terasa betul syiarnya. Masyarakat Sumbar baik di kampung halaman atau pun di perantauan menyambut momen yang sakral ini dengan suka cita. Masyarakat Sumbar dari seluruh kota dan kabupaten berduyun-duyun siang malam meramaikan MTQ tersebut. Bahkan ribuan masyarakat Minang di perantauan juga pulang kampung agar dapat menyaksikan dan merasakan langsung spektakulernya penyelenggaraan musabaqah terbesar itu. Suasana syiar Islam benar-benar sangat terasa. Masyarakat juga terlibat langsung. Sepanjang tahun 1983 suasana MTQ XIII di Padang dan Sumbar sungguh sangat terasa, terang politisi PAN tersebut
Selanjutnya mantan Akademisi UIN Imam Bonjol Padang ini memaparkan, penyelenggaraan MTQ XIII Tahun 1983 juga membawa multy plier effect bagi seluruh sektor dan komponen masyarakat. Dampak bisnisnya juga luar biasa, mulai dari pedagang kecil, menengah dan besar. Tentu saja, karena puluhan ribu kafilah dan rombangan dari 27 provinsi datang ke Kota Padang mengikuti MTQ. Mereka tidak saja qori dan qoriah, tapi juga pelatih, juri, team pendamping, tenaga kesehatan, pejabat Depag/Kemenag, orang tua dan keluarga kafilah dari seluruh provinsi di tanah air.
Rumah makan jadi penuh dan banyak orderan. Baik untuk yang makan langsung di rumah makan atau pun pesanan nasi kotak dan bungkus. Demikian juga dengan pedagang kue, roti snack juga kebanjiran orderan. Bagi pedagang kaki lima, apa pun yang dijual licin tak berbekas, laris manis dagangan mereka. Begitu juga dengan hotel kelas melati dan berbintang, full booking. Jumlah kamar yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah tamu yang akan menginap, sehingga limpahannya terasa sampai ke Kota Pariaman, Padang panjang, Bukittinggi dan lainnya , ulas pemilik Citra Swalayan Group ini menuturkan.
Pengusaha yang bergerak di bidang Ritel ini melanjutkan , taksi, bus kota, angkot, bendi dan angkutan umum lainnya benar-benar ‘kayun’ dengan sewa yang diangkutnya sepanjang penyelenggaraan MTQ XIII Tahun 1983. Ribuan tukang dan pekerja juga terlibat dalam pembangunan proyek besar sehubungan dengan penyelenggaraan MTQ tersebut, seperti pembangunan GOR Agussalim, Jl. Khatib Sulaiman, dan juga Asrama Haji Tabing, Padang dan lain sebagainya. Pariwisata di berbagai daerah kota/kabupaten di Sumbar saat penyelenggaraan MTQ XIII Tahun 1983 juga ramai. Demikian pula dengan pedagang oleh-oleh khas Minangkabau juga mendapat berkah yang luar biasa. Pelaku usaha advertising seperti spanduk dan aneka merek juga mendapat limpahan rezeki yang besar di momentum MTQ XIII Tahun 1983. Bahkan hingga hari ini, masyarakat Sumbar masih dapat menikmati peninggalan MTQ XIII itu, yakni Jl. Khatib Sulaiman yang begitu indah dan juga GOR Agussalim yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Barat.
Sementara itu anggota baleg DPR RI itu membeberkan , dengan kondisi saat ini, 2 bulan menjelang dilaksanakannya MTQ Nasional XXVII Tahun 2020 di Sumbar yang mana Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman yang menjadi lokasi teknis penyelenggaraan, ibarat siang dengan malam dan bumi dengan langit jika dibandingkan dengan persiapan penyelenggaraan MTQ XIII Tahun 1983 yang luar biasa itu. Hingga hari ini nyaris tidak ada tanda-tanda akan diselenggarakannya agenda umat Islam terbesar se-tanah air, yakni MTQ di Sumatera Barat. Nyaris tidak ada spanduk, billboard, baliho, lampu dekorasi, monumen, yang dipersiapkan secara khusus untuk itu yang kita temukan. Di Masjid Raya Sumbar yang menjadi mimbar utama penyelenggaraan MTQ XIII juga belum ada tanda-tanda akan diselenggarakan momen yang bersejarah di lokasi ini.
“Ini adalah momen yang luar biasa dan bersejarah. Sumbar baru bisa menjadi tuan rumah MTQ Nasional setelah 37 tahun lalu. Jadi, kalau kita belum siap dengan kondisi yang ada, dan penyelenggaraannya juga tidak siar dan belum dapat membawa multy player effect bagi semua lapisan masyarakat , sebaiknya di undur saja pelaksanaannya. Pemprov Sumbar mesti mempertimbangkan matang-matang soal ini dan berani menyampaikannya kepada pemerintah pusat,” pungkas politsi berambut putih ini menutup pembicaraan.
Sebelumnya, Koordinator Publikasi MTQ Nasional Sumbar Jasman Rizal, mengatakan MTQ Nasional XXVII di Sumatra Barat tetap akan dilaksanakan sesuai jadwal yakni pada 12-21 November 2020. Sejauh ini tidak ada rencana penundaan walau masa pandemi belum berakhir. Ia beralasan, panitia sudah merancang konsep acara MTQ sesuai dengan protokol kesehatan. “Persiapan terus berjalan dan kita kan sudah merancangnya sesuai dengan protokol kesehatan,” kata Jasman, Selasa (15/9) sebagaimana dikutip dari Republika.
Discussion about this post