UTUSANINDO.COM ,(PARIAMAN)- Pariaman, Sumbar dan Indonesia patut bangga dengan Walikota Pariaman.
Pasalnya, Kamis 2 Juli 2020, Genius Umar menjadi satu-satunya peserta dari Indonesia mengikuti Webinar Live Learning Experience “Food Systems Lesson From the Pandemic”.
Webinar live Kamis malam itu diselenggarakan oleh UCLG (United Cities and Local Government) atau Organisasi Pemerintah Daerah di dunia yang diakui oleh PBB, bekerjasama dengan UN HABITAT (United Nations Human Settlements Programme).
Sebuah badan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk tempat tinggal manusia, dan METROPOLIS (World Association of the Major Metropolises) organisasi internasional terkemuka yang mengumpulkan kota-kota dan wilayah metropolitan. Genius dari Balairung Rumah Dinas Walikota terlibat aktif pada diskusi webinar dihadiri kepala daerah kota di dunia.
Emilia Saiz (Sekretary General of UCLG), Joan Ribo (Mayor of Valencia) dan Octavi de la Varga (Sekretary General of Metropolis) menyampiakan padangan dan pengamalan kotanya menghadapi pandemi covid-19.
Lalu paparan di webinar itu disampaikan narasumber tentang food Systems ‘lesson from the pandemic’ (Pelajaran Sistem Pangan Dari Pandemi) yang berasal beberapa negara di dunia.
Narasumber Kamis malam itu ditentukan oleh UCLG adalah Yaku Perez (President of the Region of Azuay), Fatimetou Abdel Malick (President of the Region of Nouakchott), Andrea Magarini (Coordinator of Food Policy of the city of Milan), Rima Mukhmadeshina (Director General of the Department for Food and Social Nutrition of Kazan), Helena Pasquier (Delegate for Ecological Transition of Seine-Saint-Denis), Maite Rodriques (Coordinator of the Latin American and Caribbean Women and Habitat Network.
Marcela Villareal (Director of tha FAO Partnerships, Advocacy and Capacity) dan Genius Umar (Mayor of Pariaman City).
Genius di paparanya tanpa translet bahasa itu mengatakan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) telah mengingatkan negara di seluruh dunia tentang adanya potensi krisis pangan dunia akibat pandemi Covid-19.
Menurut UU No 18/2012 tentang Pangan, ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan.
Di Indonesia kata Genius Umar ketahanan pangan itu tecermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
“Setidaknya, ada tiga pilar dalam ketahanan pangan, yaitu ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas. Sebagai pilar pertama, ketersediaan pangan menggambarkan bagaimana suatu sistem pertanian dapat menyediakan kebutuhan pangan masyarakat,”ujar Genius Umar.
Walikota Pariaman ini Kamis malam itu juga menjelaskan bahwa produksi pangan di Kota Pariaman yang seluruh masyarakat mengkonsumsi beras.
Selama pandemi dan sampai akhir tahun kata Genius Umar ketersediaan pangan kita cukup. Apalagi Pariaman telah mencapai swasembada beras bahkan surplus dari hasil pertanian yang ada di Kota Pariaman.
“Untuk jumlah konsumsi beras dari petani mencapai 8.921 ton per kapita per tahun, di mana untuk saat ini total stok beras kita dari Januari sampai Juni mencapai 6.740 ton per kapita per tahun, di mana ini menjadikan surplus beras kita sebesar 2.313 ton per kapita per tahun,” jelasnya.
Kata Genius Umar keterbutuhan kita dari hasil Perkebunan, Pertanian dan Perikanan untuk Kota Pariaman, tercukupi.
“Sehingga kebutuhan pangan kita selama pandemi Covid-19, tidak terlalu menjadi penghalang dalam ketersediaan pangan yang ada di Kota Pariaman,”ujar Genius Umar.
Walikota Pariaman lulusan S3 IPB tidak keder dan minder di tengah komunitas kepala daerah metropolitan se dunia di webinar tersebut, di paparannya Genius Umar juga mengatakan dari aspek ketersediaan bahan pangan di konsumen, terjadi banyak perubahan pola karena kebijakan physical distancing.
Pola jalur pasokan lebih banyak menuju pasar-pasar modern dan pasar yang berbasis daring. Dari sisi transaksi yang dilakukan konsumen, pandemi membuat perubahan pola transaksi ke arah platform digital atau online.
“Dengan berubahnya paradigma kebutuhan konsumen, seharusnya kita dapat memanfaatkan situasi ini untuk selalu berprilaku dengan menerapkan protokol kesehatan, Agar kita selalu dapat beraktifitas selama New Normal ini dengan baik, dan hasil pangan kita juga dapat laku dipasaran,” tutupnya.
Diakhir Webinar Sekretary General of UCLG, Emilia Saiz memberikan apresiasi kepada Wako Pariaman ini, yang menjadi satu-satunya peserta yang berasal dari Indonesia, yang telah berbagi pengalamanya tentang Pelajaran dari sistem pangan selama masa pandemi kepada peserta dari seluruh dunia yang ikut dalam Webinar ini. (koko/rilis: kom-prm)
Discussion about this post