UtusanIndo.com,(USA)- Konferensi internasional yang digelar untuk pertama kalinya ini berlangsung di Sheraton Gateway Hotel Los Angeles dihadiri 350 mahasiswa Papua yang berada Amerika, Kanada, Inggris dan Filipina.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Wamenlu-RI) Mahendra Siregar didampingi Wakil Menteri Pekerjaam Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jhon Wempi Wetipo, Sekretaris Daerah Provinsi Papua, Hery Dosinaen, Asisten III Provinsi Papua, Ridwan Rumasukun, Asisten III Provinsi Papua Raymond RH Yap, Anggota Komisi I DPR RI Yan P Mandenas, Anggota DPD RI Yoris Raweyai, Bupati Paniai, Melki Nawipa, Penasehat Kementerian Luar Negeri, Michael Manufandu dan Konsulat Jenderal (Konjen) Los Angeles, Texax, San Fransisco, Houston dan New York.
Ketua Ikatan Mahasiswa Papua United State Of Amerika (IMAPA-USA), Michael Anis Labene dalam laporannya mengatakan International Conference Of Papua Youth dan Scholars bertemakan Golden Generation Of Papua “Shine On” atau Generasi Emas Papua Bersinarlah.
“Konferensi ini merupakan wahana dan langkah besar dari mahasiswa dan cendekiawan Papua dalam bersinergi membangun Papua dan bangsa Indonesia,“kata Michael Konferensi Internasional Pemuda dan Cendekiawan Papua, Jumat pagi (20/12/2019) berlangsung di Los Angeles California Amerika Serikat.
Menurut Michael Labene, muara dari Konferensi tersebut diharapkan menghasilkan sinergi, gagasan dan solusi kongkrit untuk masa depan papua secara lokal, nasional maupun internasional.
Dan juga melahirkan pemikiran inovatif dan kreatif dalam penerapan pengetahuan serta menjadi wadah berhimpun dan berjejaring serta menyediakan akses peluang demi peningkatan taraf hidup generasi emas Papua.
“Saya mengajak seluruh mahasiswa Papua yang ada diluar negeri untuk bersinergi membangun Tanah Papua. Sebagai Generasi Penerus Papua, kita wajib menyelesaikan berbagai persoalan di Papua,”ajak Michael.
Dia mengemukakan sesuai dengan hasil penelitian dan kajian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terdapat 4 akar masalah yang perlu mendapat perhatian yakni sejarah integrasi Papua, masalah kekerasan dan HAM, diskriminasi dan marginalisasi.
Dari keempat masalah tersebut, tugas pemuda dan cendekiawan Papua adalah membantu pemerintah mendorong percepatan pembangunan dibidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan infrastruktur.
“Tugas kita membantu pemerintah dalam pengembangan sumber daya manusia Papua lewat pendidikan. Dan juga dibidang kesehatan, ekonomi dan bidang-bidang lainnya,”ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Panitia Konferensi Internasional Pemuda Dan Cendekiawan Papua, DR. Rini Modouw. Dia mengajak seluruh pemuda, pemudi Papua, mahasiswa dan pelajar untuk mendukung progam pembangunan di Papua.
Menurut Rini, generasi muda Papua wajib berkontribusi dan memberikan sumbangsih kongkrit menopang percepatan pembangunan yang kini sedang dilaksanakan di Tanah Papua.
Sementara itu, Wamenlu-RI Mahendra Siregar mengatakan pemuda, mahasiswa dan cendekiawan Papua yang berada di luar negeri adalah aset bangsa Indonesia. Oleh karenanya, Kedutaan Besar Republik Indonesia (Kedubes-RI) yang ada di seluruh dunia diberi tugas untuk menopang perkuliahan anak-anak Papua dan membuka peluang lapangan pekerjaan bagi mahasiswa Papua diluar negeri.
“Sejak pertemuan dengan bapak Gubernur Papua dan Papua Barat, seluruh Kedubes wajib mendukung anak-anak Papua yang sedang kuliah di luar negeri dan juga mempromosikan potensi-potensi Papua ke dunia internasioanal,”kata Siregar yang juga Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.(relis)
Discussion about this post